Oleh Ulul Maskuriah

Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Gubernur Kalimantan Selatan Rudy Ariffin berharap Pertamina bersama dengan pemerintah pusat segera menuntaskan konversi minyak tanah ke gas di Kalimantan Selatan karena baru terlaksana pada empat dari 13 kabupaten dan kota.

Menurut Gubernur di Banjarmasin, Jumat, belum tuntasnya pelaksanaan konversi minyak tanah ke gas, menjadi salah satu penyebab terjadinya kelangkaan gas dan minyak tanah di Banjarmasin dan beberapa daerah lainnya.

"Konversi minyak tanah ke gas harus segera direalisasikan di sembilan kabupaten lainnya, mengingat konversi ini baru berjalan di empat kabupaten," katanya.

Empat kabupaten yang telah melaksanakan konversi yaitu, Banjarmasin, Kabupaten Banjar, Tanah Laut dan Kabupaten Balangan.

Sebelumnya, kelangkaan gas di Kalsel terutama untuk tabung tiga kilogram diduga dipicu karena jatah gas Banjarmasin, bocor hingga ke daerah tetangga, yang seharusnya belum berhak menggunakan gas bersubsidi atau gas tiga kilogram.

Kendati belum mendapatkan jatah konversi, banyak masyarakat di luar Banjarmasin, di provinsi tetangga yang menggunakan gas tiga kilogram, sehingga distribusinya meluas.

Kondisi yang sama juga terjadi pada distribusi minyak tanah bersubsidi, yang seharusnya untuk Banjarmasin, tetapi masih banyak beredar karena diduga dipasok dari daerah lain.

Sebelumnya, Kepala BMPD Pemprov Kalsel Hermansyah Manaf mengatakan, dari 13 kabupaten dan kota di Kalsel, saat ini baru empat kabupatan yang melaksanakan konversi pada akhir 2010.

Namun pada 2012, pelaksanaan konversi tersebut terhenti karena proyek konversi untuk Kalsel dipindahkan ke Kalimantan Tengah tanpa penjelasan dari pemerintah pusat maupun dari PT Pertamina.

Sejak Agustus 2011 pemerintah telah memberlakukan program konversi di empat dari 13 kabupaten/kota di Kalsel, meliputi Kota Banjarmasin dan Banjarbaru serta Kabupaten Banjar dan Balangan.

Namun, pelaksanaan program nasional konversi gas ini banyak mendapat kendala di lapangan, sedianya Pertamina menjadwalkan distribusi 650 ribu tabung gas tiga kg pada akhir 2010 dan selesai pada 2011, tetapi tidak mencapai target.

Kegagalan program konversi tersebut diduga karena dilaksanakan tidak serentak.

Selain itu, sedikitnya ada enam stasiun pengisian gas yang dibangun di sejumlah daerah belum dimanfaatkan.

"Melanjutkan program tersebut, kita telah berkomitmen untuk kembali menjalankan konversi pada 2013, sudah ada kesepakatan," katanya.

Tentang berbagai persoalan pelakanaan konversi pada empat kabupaten yang telah berlangsung, menurut Herman kini telah diselesaikan dengan baik dan hampir tidak ada persoalan yang berarti.


Pewarta:

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2013