Kementrian Pariwisata mendorong agenda tahunan Festival Sriwijaya diikuti oleh negara-negara luar agar branding 'Sriwijaya' semakin dikenal secara komprehensif.
Deputi Pengembangan dan Pemasaran Kemenpar, Riski Handayani di Palembang, Minggu, mengatakan Festival Sriwijaya sudah masuk 100 besar agenda tahunan (calender of event) Indonesia, perlu diupayakan kualitasnya berskala internasional.
"Festival Sriwijaya sudah masuk ke 28 tahun, artinya sudah cukup matang, ke depan minimal melibatkan negara-negara Asia Tenggara dan mulai fokus menghubungkannya dengan sejarah Kejayaan Sriwijaya," ujar Riski pada pembukaan Festival Sriwijaya di Benteng Kuto Besak, Minggu malam .
Menurutnya, brand 'Sriwijaya' sebenarnya di dunia telah dikenal berkat gencarnya promosi yang memuncak saat Asian Games 2018, realita tersebut harus dimanfaatkan untuk menarik lebih banyak kunjungan wisatawan mancanegara ke Sumsel .
Terlebih saat ini potensi Sumsel semakin berkembang dengan tersambungnya akses yang memudahkan mobilisasi sektor pariwisata seperti Jalan Tol, selain itu Sumsel dengan destinasi olahraga Jakabaring menjadikanya unggul dari daerah-daerah lain.
Namun Pemprov Sumsel dan Pemkot Palembang perlu menyusun rencana matang terkait peningkatan level Festival Sriwijaya ke dunia internasional, terutama aspek budaya-budaya yang ingin diangkat.
"Agar tujuan itu sampai, bisa dimulai dengan upaya para agen-agen perjalanan supaya mengajak tamu-tamu asing menyaksikan Festival Sriwijaya, paling tidak ada paket menonton Festival Sriwijaya ke depannya, memang perlu bertahap tapi yakin saja," kata Riski.
Sementara Gubernur Sumsel, Herman Deru, mengatakan Festival Sriwijaya masih harus dibenahi dari sisi kuantitas, ada yang perlu dikoreksi terkait resonansi dan dampak festival agar lebih komperhensif.
"Festival Sriwijaya harus menjadi alasan orang datang ke Sumsel, artinya ada hal-hal yang memang menarik di dalamnya tidak hanya pertunjukan saja, dan juga resonansi festival ini mesti sampai ke semua daerah di Sumsel, semuanya harus merasa terlibat," kata Herman Deru.
Dia mengatakan dari pengoptimalan Festival Sriwijaya, aspek lain yang berhubungan dengan 'Sriwijaya' juga dimaksimalkan, misalnya pembenahan Taman Purbakala Sriwijaya sebagai aset pendukung keberadaan sejarah pusat Kerajaan Sriwijaya.
"Festival Sriwijaya masih perlu ditingkatkan lagi kemasannya agar lebih menarik perhatian internasional," katanya.
Festival Sriwijaya ke 28 tahun 2019 secara resmi di buka oleh Gubernur Sumsel Herman Deru, bertempat di Benteng Kuto Besak Palembang dimulai 16 - 22 Juni, selama sepekan akan ada penampilan seni dari 17 Kabupaten/kota di Sumsel serta turut dimeriahkan dari perwakilan Provinsi Jambi, Pangkal Pinang, Riau, dan Lampung.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
Deputi Pengembangan dan Pemasaran Kemenpar, Riski Handayani di Palembang, Minggu, mengatakan Festival Sriwijaya sudah masuk 100 besar agenda tahunan (calender of event) Indonesia, perlu diupayakan kualitasnya berskala internasional.
"Festival Sriwijaya sudah masuk ke 28 tahun, artinya sudah cukup matang, ke depan minimal melibatkan negara-negara Asia Tenggara dan mulai fokus menghubungkannya dengan sejarah Kejayaan Sriwijaya," ujar Riski pada pembukaan Festival Sriwijaya di Benteng Kuto Besak, Minggu malam .
Menurutnya, brand 'Sriwijaya' sebenarnya di dunia telah dikenal berkat gencarnya promosi yang memuncak saat Asian Games 2018, realita tersebut harus dimanfaatkan untuk menarik lebih banyak kunjungan wisatawan mancanegara ke Sumsel .
Terlebih saat ini potensi Sumsel semakin berkembang dengan tersambungnya akses yang memudahkan mobilisasi sektor pariwisata seperti Jalan Tol, selain itu Sumsel dengan destinasi olahraga Jakabaring menjadikanya unggul dari daerah-daerah lain.
Namun Pemprov Sumsel dan Pemkot Palembang perlu menyusun rencana matang terkait peningkatan level Festival Sriwijaya ke dunia internasional, terutama aspek budaya-budaya yang ingin diangkat.
"Agar tujuan itu sampai, bisa dimulai dengan upaya para agen-agen perjalanan supaya mengajak tamu-tamu asing menyaksikan Festival Sriwijaya, paling tidak ada paket menonton Festival Sriwijaya ke depannya, memang perlu bertahap tapi yakin saja," kata Riski.
Sementara Gubernur Sumsel, Herman Deru, mengatakan Festival Sriwijaya masih harus dibenahi dari sisi kuantitas, ada yang perlu dikoreksi terkait resonansi dan dampak festival agar lebih komperhensif.
"Festival Sriwijaya harus menjadi alasan orang datang ke Sumsel, artinya ada hal-hal yang memang menarik di dalamnya tidak hanya pertunjukan saja, dan juga resonansi festival ini mesti sampai ke semua daerah di Sumsel, semuanya harus merasa terlibat," kata Herman Deru.
Dia mengatakan dari pengoptimalan Festival Sriwijaya, aspek lain yang berhubungan dengan 'Sriwijaya' juga dimaksimalkan, misalnya pembenahan Taman Purbakala Sriwijaya sebagai aset pendukung keberadaan sejarah pusat Kerajaan Sriwijaya.
"Festival Sriwijaya masih perlu ditingkatkan lagi kemasannya agar lebih menarik perhatian internasional," katanya.
Festival Sriwijaya ke 28 tahun 2019 secara resmi di buka oleh Gubernur Sumsel Herman Deru, bertempat di Benteng Kuto Besak Palembang dimulai 16 - 22 Juni, selama sepekan akan ada penampilan seni dari 17 Kabupaten/kota di Sumsel serta turut dimeriahkan dari perwakilan Provinsi Jambi, Pangkal Pinang, Riau, dan Lampung.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019