Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah, Basirih di Jalan Gubernur Subardjo, Banjarmasin Selatan, melibatkan 200 lebih pemulung untuk mengais sampah-sampah plastik.
Kepala UPTD TPA Basirih Banjarmasin Nurhidayanto di Banjarmasin, Jumat (14/6) mengatakan kerja pemulung di TPA Basirih ini mencapai 5 ton sampah yang didaur ulang per harinya.
"Sebesar 90 persennya sampah jenis plastik itu," ujarnya.
Menurut dia, TPA Basirih tidak ada memungut retribusi ataupun apa namanya bagi para pemulung yang mengais sampah di sini.
"Paling ada sumbangan pengepulnya biasa bagi kesejahteraan pekerja di TPA ini, setiap kali mengeluarkan barang ada sumbangan ala kadarnya," tutur dia.
Dana sumbangan tersebut, kata Nurhidayanto, akan dikumpulkan, hingga disalurkan di saat-saat dibutuhkan.
"Misalnya saat hari raya untuk THR lah, atau ada yang sakit, meninggal, kawinan dan sebagainya sebagai dana bantuan ala kadarnya," paparnya.
Namun di luar itu, kata Nurhidayanto, penanganan sampah di TPA ini bisa berjalan sangat lancar dan tertata.
Sebab, ujar dia, volume sampah yang datang ke sini setiap harinya mencapai 350 ton.
"Jadi aktivitas pemulung di sini sangat membantu mengurangi tumpukan sampah, paling tidak 5 ton bisa keluar setiap harinya dari TPA ini untuk di manfaatkan lagi," ujarnya.
Menurut dia, penanganan sampah di TPA tersebut juga dengan peralatan berat, yakni, ada lima eksavator.
"Tempat pembuangan sampah di sini seluas 20 hektare dari 39 hektare lahan yang ada," ucapnya.
Di mana, tutur dia, TPA ini juga memproduksi gas metan untuk dimanfaatkan bagi warga sekitar.
"Dengan terus meningkatkan penanganan dan pemanfaatan sampah di sini, Banjarmasin sebagai peraih piala Adipura sebanyak 4 kali akan terus mengembangkan kreativitas dalam pengolahan sampahnya," pungkas Nurhidayanto.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
Kepala UPTD TPA Basirih Banjarmasin Nurhidayanto di Banjarmasin, Jumat (14/6) mengatakan kerja pemulung di TPA Basirih ini mencapai 5 ton sampah yang didaur ulang per harinya.
"Sebesar 90 persennya sampah jenis plastik itu," ujarnya.
Menurut dia, TPA Basirih tidak ada memungut retribusi ataupun apa namanya bagi para pemulung yang mengais sampah di sini.
"Paling ada sumbangan pengepulnya biasa bagi kesejahteraan pekerja di TPA ini, setiap kali mengeluarkan barang ada sumbangan ala kadarnya," tutur dia.
Dana sumbangan tersebut, kata Nurhidayanto, akan dikumpulkan, hingga disalurkan di saat-saat dibutuhkan.
"Misalnya saat hari raya untuk THR lah, atau ada yang sakit, meninggal, kawinan dan sebagainya sebagai dana bantuan ala kadarnya," paparnya.
Namun di luar itu, kata Nurhidayanto, penanganan sampah di TPA ini bisa berjalan sangat lancar dan tertata.
Sebab, ujar dia, volume sampah yang datang ke sini setiap harinya mencapai 350 ton.
"Jadi aktivitas pemulung di sini sangat membantu mengurangi tumpukan sampah, paling tidak 5 ton bisa keluar setiap harinya dari TPA ini untuk di manfaatkan lagi," ujarnya.
Menurut dia, penanganan sampah di TPA tersebut juga dengan peralatan berat, yakni, ada lima eksavator.
"Tempat pembuangan sampah di sini seluas 20 hektare dari 39 hektare lahan yang ada," ucapnya.
Di mana, tutur dia, TPA ini juga memproduksi gas metan untuk dimanfaatkan bagi warga sekitar.
"Dengan terus meningkatkan penanganan dan pemanfaatan sampah di sini, Banjarmasin sebagai peraih piala Adipura sebanyak 4 kali akan terus mengembangkan kreativitas dalam pengolahan sampahnya," pungkas Nurhidayanto.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019