Tempat pemakaman umum (TPU) Muslimin milik Pemko Banjarmasin jelang lebaran Idul Fitri 1 Syawal 1440 Hijriyah "H" minus satu ramai didatangi warga Kota Banjarmasin dan sekitarnya untuk melakukan ziarah sanak keluarga untuk berzikir atau bertahlil mendoakan yang telah meninggal dunia.
Rudy, salah satu petugas jaga sekaligus tukang bersih kubur ditemui di Kuburan Muslimin Banjarmasin, Rabu menjelaskan puluhan penziarah sudah ramai sejak pagi ada yang datang jalan kaki, sepedea motor dan roda empat.
Mereka datang seraya membersihkan beberapa rumput yang tumbuh dikuburan seraya bertahlil, membaca Yasiin dan membacakan patihah empat untuk dihadiahkan kepada ahli kubur.
Bahkan tak jarang mereka menaburkan rangkaian bunga dengan beberapa jenis dan membawa batu kerikil putih putih yang kemudian diaratakan di permukaan makam.
Mereka juga dibantu para penyedia jasa pemberih sekaligus penunjuk makam yang dicari penziarah kemudian diberi upah secara suka rela.
Dijelaskan Rudy, warga juga tak perlu susah-susah mencari kembang untuk keperluan ziarah karena sepanjang jalan menuju masuk makam sudah berbaris penjual kembang.
Hartati, penziarah dari Kabupaten Tapin yang datang berombongan bersama keluarga mengatakan makam almarhum ayahnya terlihat bersih dan hanya sedikit rumput yang tumbuh karena telah beramanat kepada para penjaga makam untuk memeliharakan.
"Makam ayah saya sengaja hanya diberi pagar kayu ulin, belum ada untuk dibikin beton, tapi terlihat selalu bersih, karena dipeliharakan penjaga disini," kata Hartati.
Menurutnya ziarah ke makam orang tuanya hanya satu kali setahun karena jaraknya agak jauh dari kota Rantau, Kabupaten Tapin, pada saat moment menyambut Idul Fitri atau lebaran wajib datang berziarah.
Menurut Rudy TPU Muslimin luas sekitar empat hektare tersebut merupakan pemakaman tertua di Banjarmasin, buktinya jenazah Ratu Zalekha ada disni, padahal pejuang kemerdekaan tersebut wafatnya 24 September 1953 di Banjarmasin.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
Rudy, salah satu petugas jaga sekaligus tukang bersih kubur ditemui di Kuburan Muslimin Banjarmasin, Rabu menjelaskan puluhan penziarah sudah ramai sejak pagi ada yang datang jalan kaki, sepedea motor dan roda empat.
Mereka datang seraya membersihkan beberapa rumput yang tumbuh dikuburan seraya bertahlil, membaca Yasiin dan membacakan patihah empat untuk dihadiahkan kepada ahli kubur.
Bahkan tak jarang mereka menaburkan rangkaian bunga dengan beberapa jenis dan membawa batu kerikil putih putih yang kemudian diaratakan di permukaan makam.
Mereka juga dibantu para penyedia jasa pemberih sekaligus penunjuk makam yang dicari penziarah kemudian diberi upah secara suka rela.
Dijelaskan Rudy, warga juga tak perlu susah-susah mencari kembang untuk keperluan ziarah karena sepanjang jalan menuju masuk makam sudah berbaris penjual kembang.
Hartati, penziarah dari Kabupaten Tapin yang datang berombongan bersama keluarga mengatakan makam almarhum ayahnya terlihat bersih dan hanya sedikit rumput yang tumbuh karena telah beramanat kepada para penjaga makam untuk memeliharakan.
"Makam ayah saya sengaja hanya diberi pagar kayu ulin, belum ada untuk dibikin beton, tapi terlihat selalu bersih, karena dipeliharakan penjaga disini," kata Hartati.
Menurutnya ziarah ke makam orang tuanya hanya satu kali setahun karena jaraknya agak jauh dari kota Rantau, Kabupaten Tapin, pada saat moment menyambut Idul Fitri atau lebaran wajib datang berziarah.
Menurut Rudy TPU Muslimin luas sekitar empat hektare tersebut merupakan pemakaman tertua di Banjarmasin, buktinya jenazah Ratu Zalekha ada disni, padahal pejuang kemerdekaan tersebut wafatnya 24 September 1953 di Banjarmasin.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019