Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), melaporkan delapan desa di dua kecamatan di kabupaten tersebut mengalami kerusakan paling parah akibat letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki.
“Ada delapan desa yang paling parah terdampak erupsi, tersebar di dua kecamatan, yakni Kecamatan Wulanggitang dan Ile Bura,” kata Kadis Kominfo Flores Timur Herry Lamawuran saat dihubungi dari Kupang, Selasa.
Baca juga: Satu dari 1.403 korban erupsi Gunung Lewotobi kritis
Paling banyak terdampak erupsi di Kecamatan Wulanggitang, yakni Desa Klatanlo, Desa Hokeng Jaya, Desa Pululera, Desa Boru, Desa Boru Kedang, dan Desa Nawokote.
Dua desa lainnya di Kecamatan Ile Bura, yakni desa Dulipali dan Desa Nobo. Sedikitnya sembilan orang menjadi korban meninggal dunia, dengan rincian empat laki-laki dan lima perempuan.
Mereka yang meninggal dunia dan sudah dievakuasi adalah Kanisius Laga Lajar, Agustina Luo Luon, Andreas Baha Lajar, Paskalis Yohanes GoeLajar, Theresia Toja, Yohanes Baha Buto Lajar, Yosefina Kedang, Sr.NikolinPajo, SSpS dan Yohanes Witin.
Dia menyatakan bahwa berdasarkan hasil pendataan sejumlah fasilitas umum rusak, di antaranya gedung TK/PAUD berjumlah 18 unit, SD satu unit, SMP tiga unit dan SMA/K tiga unit.
Baca juga: Tim SAR evakuasi sembilan jenazah korban letusan Gunung Lewotobi
Baca juga: Badan Geologi: Waspadai banjir lahar di sekitar Gunung Lewotobi
Selain itu, tiga unit asrama, biara tiga unit, kapela tiga unit, gedung koperasi dua unit, bank dua unit, yakni Bank NTT dan BRI, serta kantor pos dan giro.
Sementara itu, kurang lebih 2.384 unit rumah dilaporkan mengalami kerusakan akibat tertimpa material gunung yang meletus pada Minggu (3/11) malam.
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Endang Sukarelawati