Sementara, penjualan tahun lalu sebesar 255,07 TWh dan pencapaian terbaik yang berhasil direalisasikan itu dilakukan PLN saat pandemi COVID-19 masih melanda seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo melalui siaran pers yang diterima di Kota Banjarbaru, Rabu, menjelaskan PLN melakukan berbagai langkah untuk bisa tetap menciptakan kinerja perusahaan yang baik.
"Sesuai arahan pemerintah, PLN "all out" dalam turut menjaga pemulihan ekonomi nasional pascapandemi melalui keandalan pasokan listrik bagi industri, bisnis, UMKM hingga seluruh lapisan masyarakat," ujarnya.
Ia mengatakan , torehan penjualan terbaik pada 2022 merupakan buah dari strategi berupa ekstensifikasi dan intensifikasi yang dilakukan perseroan yang hasilnya sesuai harapan bersama.
Disebutkan, strategi intensifikasi meliputi program pemasaran tambah daya bagi pelanggan eksisting dan strategi ekstensifikasi meliputi penciptaan demand listrik baru, yaitu program akuisisi "captive power" dan "electrifying agriculture".
"PLN terus mencari ceruk pasar baru melalui program Akuisisi Captive Power, sehingga berhasil mengajak banyak pelanggan bisnis dan industri beralih dari penggunaan pembangkit listriknya sendiri ke listrik PLN. Program ini berhasil menyumbang penjualan sebesar 2,53 terawatt hour," ujar dia.
Ia menjelaskan, selain menyasar sektor Industri, strategi PLN dalam menjaga pertumbuhan konsumsi listrik juga melalui sektor pertanian, peternakan, perikanan dan sektor perkebunan berupa program "electrifying agriculture" dan program agrikultur modern berbasis energi listrik itu sukses menyumbang penjualan sebesar 0,31 TWh.
"Melalui program electrifying agriculture, PLN juga mendorong inovasi sektor pertanian, peternakan, perikanan dan perkebunan agar masyarakat yang sebelumnya menggunakan alat-alat mesin pertanian berbasis fosil, mahal dan merusak lingkungan menjadi berbasis listrik, murah dan ramah lingkungan," ungkapnya.
Selain itu, guna lebih mendorong pertumbuhan konsumsi listrik di sektor pelanggan rumah tangga dan retail, PLN menjalankan program intensifikasi program pemasaran, seperti promo tambah daya yang menyumbang penjualan sebesar 1,31 TWh.
Dilanjutkan Darmawan, secara regional penjualan listrik selama 2022, seluruh wilayah mengalami peningkatan. Wilayah Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara (Sulmapana) menjadi paling pesat pertumbuhannya.
Peningkatannya mencapai 9,34 persen atau 20,34 TWh sehingga menjadi sinyal pertumbuhan industri di wilayah timur Indonesia yang mulai bergeliat. Sementara itu, wilayah Sumatera dan Kalimantan tumbuh 6,43 persen atau 56,05 TWh dan regional Jawa, Madura dan Bali 5,78 persen atau 194,42 TWh.
Secara sektoral dan berurutan pada 2022, penjualan tenaga listrik pada tarif rumah tangga menyumbang 42,53 persen, tarif industri 32,35 persen, bisnis 17,49 persen, tarif sosial menyumbang 3,69 persen, tarif publik 3,15 persen dan layanan multiguna, traksi serta curah menyumbang 0,79 persen.
"Sebuah kehormatan bagi PLN dapat menjadi bagian dalam pemulihan ekonomi nasional pascapandemi. Capaian pertumbuhan penjualan listrik pada 2022 menjadi bukti nyata kita bersama berhasil menjaga stabilitas di tengah kondisi pandemi dan geopolitik global yang tidak menentu," demikian Darmawan.