Tanjung (ANTARA) - Pondol Pesantren identik dengan tempat menuntut ilmu keagamaan.
Banyak orang berfikir bahwa ke luar dari pondok pesantren para santri akan menjadi Tahfiz, Ustadz dan Ustadzah.
Namun masa sekarang, pesantren tak hanya fokus pada ilmu keagamaan.
Lembaga pendidikan ini juga mejadi basis pengembangan potensi masyarakat.
Sehingga saat ke luar dari pesantren selain menguasai ilmu agama, santri juga mampu berwirausaha.
Sebagai contoh Pondok Pesantren Teknologi Pertanian Al - Islam Desa Kambitin Kabupaten Tabalong, Provinsi Kalimantan Selatan.
Bersama PT Adaro Indonesia melalui program Adaro Santri Sejahtera (PASS), pondok pesantren ini mengembangkan berbagai macam usaha, salah satunya budidaya ikan nila.
Ikan yang memiliki nama ilmiah Oreochromis niloticus awalnya hanya dibudidaya sebanyak 5.000 ekor pada siklus pertama dan lanjut di siklus kedua dengan jumlah bibit 15.000 ekor di empat kolam dengan target omset bisa mencapai Rp60 jutaan.
Kegiatan ini dikelola langsung para santri yang baru lulus tingkat Aliyah di pesantren dan mengabdi untuk pesantren.
Agar usaha ini berkelanjutan, pihak pesantren juga membentuk Badan Pengelola Usaha Pesantren (BPUP) serta mendapatkan pendampingan dari Adaro melalui Yayasan Adaro Bangun Negeri (YABN).
Berbekal ilmu yang didapat dari pesantren dan pendampingan dari Adaro, Ketua Pokja, Amin ingin memulai budidaya ikan nila di rumahnya.
"Ilmu dari pondok pesantren untuk budidaya ikan nila akan saya coba di rumah," jelas Amin.
Adaro sendiri berharap adanya budidaya ikan nila di pesantren inj akan menambah pengetahuan santri mengenai budidaya ikan nila.
Selain itu program PASS di pesantren juga dapat meningkatkan perekonomian pesantren dan dapat melahirkan Santripreneur.
Adaro berkembang bersama pesantren
Jumat, 27 November 2020 17:39 WIB