New York (ANTARA) - Dolar sedikit melemah pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), saat investor berhati-hati atas ekspektasi tentang vaksin COVID-19 yang tidak mungkin menanggal kasus di musim dingin yang suram di Amerika Serikat dan Eropa saat gelombang terbaru pandemi meningkat.
Laporan klaim pengangguran mingguan AS terbaru juga tidak mengubah dolar ketika keluar pada Kamis pagi. Laporan tersebut menunjukkan laju penurunan klaim telah melambat menjadi 709.000 dibandingkan dengan 757.000 pada minggu sebelumnya dan perkiraan untuk 735.000 klaim.
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,09 persen menjadi 92,9628, setelah sedikit rebound di perdagangan London dari posisi terendah selama perdagangan Asia.
Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,1806 dolar AS dari 1,1773 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,3115 dolar AS dari 1,3210 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia turun menjadi 0,7236 dolar AS dari 0,7274 dolar AS.
Dolar AS dibeli 105,08 yen Jepang, lebih rendah dari 105,45 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,9147 franc Swiss dari 0,9172 franc Swiss, dan naik menjadi 1,3139 dolar Kanada dari 1,3070 dolar Kanada.
Pasar tidak menemukan arah baru dari berbagai komentar oleh para gubernur bank sentral dari AS, Eropa, dan Inggris pada tengah. Mereka menyambut baik hasil yang menggembirakan dalam uji coba vaksin tetapi menekankan bahwa prospek ekonomi tetap tidak pasti.
Eropa bergulat dengan infeksi yang melonjak dan pembatasan baru COVID-19, dengan penasihat ekonomi Jerman memangkas prospek pertumbuhan tahun depan. Di Amerika Serikat, kasus terus mencapai rekor tertinggi.
Bersamaan dengan virus tersebut, penolakan Presiden AS dari Partai Republik Donald Trump untuk mengakui kekalahan dari calon Demokrat Joe Biden dalam pemilihan pekan lalu juga mulai mengguncang saraf para investor.