New York (ANTARA) - Kurs dolar menguat terhadap sebagian besar mata uang utama lain untuk sesi ketiga berturut-turut pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), sejalan dengan saham AS, didukung prospek pembukaan kembali beberapa negara bagian Amerika dan negara-negara di seluruh dunia, serta data sektor jasa yang lebih kuat dari ekspektasi pasar.
Beberapa analis mengatakan sejak terjadi pandemi virus corona pada Maret, dolar telah mengembangkan korelasi positif dengan saham AS. Biasanya, dolar cenderung reli ketika saham turun dan pasar keuangan sedang tertekan.
Dolar masih merupakan tempat yang aman dan mendapatkan keuntungan ketika ada kekacauan di pasar. Tetapi ketika bergerak seiring dengan aset-aset berisiko, analis tidak lagi terkejut.
Baca juga: Dolar bersinar lagi, pertengkaran baru AS-China memicu aliran "safe-haven"
"Telah ada pemutusan antara ekuitas dan ekonomi," kata Mazen Issa, ahli strategi senior valas di TD Securities di New York. "Jadi meskipun ada reli risiko hari ini, kinerja dolar, sebagian besar, terkait dengan kinerja ekuitas relatif."
Saham AS naik pada Selasa (5/5/2020) seperti halnya minyak mentah berjangka, yang melonjak 20 persen, dengan Brent naik sekitar 12 persen karena produksi turun dan negara-negara di seluruh dunia, termasuk Italia, Finlandia dan beberapa negara bagian AS, mengurangi pembatasan kuncian.
"Ini adalah situasi yang kita hadapi sekarang," kata Issa. "Dengan imbal hasil yang sangat rendah, alternatif investasi sangat sedikit dan sangat jauh sehingga artinya adalah bahwa pasar ekuitas AS, kurang lebih seperti dolar, lebih terstruktur dalam hal komposisi sektoralnya," kata Issa.
Keuntungan greenback datang dengan mengorbankan euro, yang melemah secara luas setelah pengadilan konstitusi Jerman memutuskan bahwa Bundesbank harus berhenti membeli obligasi pemerintah jika Bank Sentral Eropa (ECB) tidak dapat membuktikan pembelian tersebut diperlukan.
Keputusan itu tidak berlaku untuk program memerangi pandemi terbaru ECB, skema 750 miliar euro untuk menopang perekonomian, tetapi pasar keuangan yang tidak menentu, telah ditenangkan oleh pembelian aset ECB yang agresif yang bertujuan mencegah pandemi menyebabkan krisis ekonomi.
Baca juga: Dolar jatuh terhadap euro, menguat pada yen
Dolar, sementara itu, menguat setelah data menunjukkan angka yang lebih baik dari perkiraan untuk sektor jasa-jasa AS pada April. Indeks non-manufaktur AS dari Institute Supply Management (ISM) turun menjadi 41,8 bulan lalu, dari 52,5 pada Maret, tetapi level April lebih tinggi dari perkiraan konsensus 36,8.
Dalam perdagangan sore, indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,2 persen menjadi 99,714.
Euro, sementara itu, melemah 0,5 persen menjadi 1,0850 dolar setelah keputusan pengadilan Jerman.
Dolar menguat 0,7 persen terhadap franc Swiss, mata uang safe-haven lain, menjadi 0,9721 franc, tetapi tergelincir 0,3 persen terhadap yen menjadi 106,450 yen.
Mata uang komoditas naik karena selera risiko yang lebih tinggi, dengan dolar Australia menguat 0,6 persen pada 64,57 sen AS. Dolar Australia juga naik setelah Reserve Bank of Australia mempertahankan suku bunga acuan tak berubah pada 0,25 persen.
Perdagangan ringan karena hari libur umum di Jepang dan China. Yuan naik 0,2 persen menjadi 7,1170 per dolar dalam perdagangan internasional, pulih dari level terendah enam minggu di 7,1560 yang dicapai pada sesi sebelumnya tetapi jauh di bawah kisarannya bulan lalu.
Dolar menguat didukung pembukaan beberapa negara bagian AS
Rabu, 6 Mei 2020 7:57 WIB