Penceramah yang biasa berdakwah melalui kisah-kisah lucu dan mulai terkenal oleh masyarakat Kalimantan melalui kisah legenda yang berjudul "Nisan Berlumur Darah" Hamdani bin Akbar meninggal dunia karena sakit saat dirawat di RSHD Barabai, Rabu (8/5) sekitar pukul 18.30 wita.

Istri pertama beliau, Halisah menerangkan, suaminya memang telah lama mengalami sesak nafas dan kalau mau berangkat mengisi acara selalu disarankannya untuk minum obat terlebih dahulu.

"Pada hari Senin (8/5) kami membawa kembali abanya (Hamdani) ke rumah sakit karena sesak nafasnya kambuh dan setelah Tiga hari dirawat, dinyatakan meninggal karena komplikasi berbagai penyakit," katanya saat membawa pulang suaminya ke Desa Ayuang Kecamatan Barabai.

Menurutnya, almarhum akan dikebumikan pada hari Kamis (9/5) sekitar pukul 14.00 wita di Desa setempat.

Hamdani Akbar alias Atim atau Masykur mulai tenar dan dikenal masyarakat Hulu Sungai Tengah (HST) dan Kalimantan pada umumnya melalui kisah lucu dan disisipi dakwah dengan judul "Nisan Berlumur Darah".

Gelar Masykur itu pun melekat karena tokoh utama dari cerita Nisan Berlumur Darah itu diberi nama olehnya.

Sebenarnya, cerita tersebut merupakan legenda yang berasal dari Martapura Kabupaten Banjar dan merupakan kisah cinta dan sosial antara Mashor dan Hj Fatimah.

Namun di cerita yang dibawakan Hamdani, nama Mashor di ubahnya menjadi Masykur, digambarkannya merupakan sosok yang sangat miskin dan dengan beraninya mencintai anak saudagar kaya bernama Hj Fatimah.

Hampir setiap menit, cerita yang dibawakan oleh Hamdani itu mengundang gelak tawa para penonton, karena ditambah-tambahkannya kebiasaan-kebiasaan warga sekitar, bahkan dilebih-lebihkan namun tetap disisipinya dengan dakwah serta nasehat.

Warga Barabai yang juga penggemar Hamdani Akbar, Amat mengungkapkan, karir Hamdani sebelumnya hanyalah tukang ayam atau biasa menjadi penjual maupun pembeli ayam atau itik kepada masyarakat dan bakisah (bercerita) hanyalah sampingan saja.

Namun keberuntungan berpihak kepadanya, sejak telepon genggam mulai populer, ada warga yang merekam ceramahnya dan menyebarkan awalnya cuma melalui sambungan bluetooth sekitar Tahun 2008.

"Selanjutnya, sekitar Tahun 2011, videonya mulai diupload melalui media sosial Youtobe maupun Facebook dan akhirnya banyak orang yang tertarik mengundangnya untuk mengisi berbagai acara misalnya pernikahan, hajatan, warung awal dan lain-lain," katanya.

Dikatakannya, biasa dulu desanya mengundang Hamdani harus Satu Bulan duluan karena saking padatnya jadwal di berbagai daerah di Kalimantan.

"Tarif sekali tampil Hamdani bercerita pun beragam dari Rp 500 ribu hinga Rp 1 juta," katanya.

Namun, pengundang tidak akan rugi mendatangkan Hamdani, karena sangat menghibur dan sangat lucu serta ada dakwahnya juga sehingga bermanfaat. Dibanding Stand up comedy, jauh lebih lucu Hamdani dalam bercerita.

"Karena saking jadinya kelucuannya, sedikit saja Hamdani bergerak, itu sudah membuat orang tertawa, padahal belum bercerita," kata Amat yang mengaku mengoleksi puluhan rekaman ceramahnya.

Kini, beliau hanya tinggal kenangan dan menjadi pegiat seni yang akan selalu diingat warga Kalimantan pada umumnya dan mudah-mudahan ada pengganti beliau yang dapat menghibur juga mampu berdakwah.

Pewarta: M. Taupik Rahman

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019