Warga Kota Banjarmasin mempertanyakan pembangunan jembatan layang (fly over) yang sekarang dalam tahap persiapan pembangunan dengan menelan dana miliran rupiah.


Masalahnya, jembatan layang yang dibangun di persimpangan jalan Gatot Soebroto dan Jalan A Yani, ibukota {Provinsi Kalimantan Selatan tersebut diperkirakan tidak efektif mengatasi kemacetan, kata Abdul Hasan, seorang warga Banjarmasin, Selasa.

Karena dalam pembangunan jembatan layang tersebut tidak merubah lebar jalan asal yang ada di bawahnya, dengan demikian walau nanti jembatan layang tersebut terwujud pasti tetap akan terjadi kemacetan.

Apalagi jembatan layang yang dibangun tersebut hanya sepanjang 400 meter, padahal Jalan A Yani di kawasan tersebut biasanya kemacetannya begitu panjang mungkin berkilo-kilometer, tambahnya.

Sekarang ini warga Banjarmasin sendiri sudah merasa tersika dampak dari pembangunan "fly over" tersebut, akibat proyek maka jalan A Yani begitu sempit, dan setiap hari terjadi kemacetan yang luar biasa.

Dampak dari proyek tersebut terasa di Jalan Gatot Soebroto,jalan Pramuka, Jalan Vetaran, terutama di persimpangan yang selalu terjadi kemacetan luar biasa.

Oleh karena itu, banyak warga Banjarmasin menilai untuk memperlancar arus lalu-lintas bukan pembuatan jembatan layang melainkan memperluas jalan khususnya di persimpangan jalan utama.

Bila pemerintah membebaskan lahan maka bisa dibuatkan bundaran besar di persimpangan, dengan demikian tidak akan ada lagi saling berjejalan di persimpangan seperti itu..

"Lihat saja persimpangan Jalan Sultan Adam dan Jalan Sungai Andai, kemudian persimpangan Jalan Veteran dan Gatot Soebroto yang selalumacet total, karena lahannya begitu sempit,"katanya.

Padahal persimpangan tersebut perlu perluasan lahan agar arus bisa mudah melewatinya.

  "Kalau Pemkot Banjarmasin tak ada uang, bisa dirundingkan dengan pemerintah provinsi, dan bila pemerintah provinsi tak ada uang maka bisa dirundingkan dengan pemerintah pusat, kalau ada kemauan untuk melebarkan persimpangan itu pasti ada solusinya," kata Abdul Hasan./D.

Pewarta:

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2013