Sebanyak 35 tim anggota pecinta alam di Kota Palu dan Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah dipastikan ikut dalam lomba cross country dalam rangka memperingati hari bumi se dunia yang akan berlangsung mulai 27-29 April 2019.

Kepala Bidang II Taman Nasional Lore Lindu (TNLL), Periskila Sampeliling di Sigi, Jumat mengatakan tujuan utama dari kegiatan itu dalam rangka menginventarisasi potensi objek wisata alam, sekaligus kerusakan alam pasca bencana alam gempa bumi  7,4 skala richtrer yang terjadi pada 28 September 2018.

Ia mengatakan Kabupaten Sigi merupakan salah satu dari sejumlah wilayah di Provinsi Sulteng, selain Kota Palu dan Donggala yang terkena dampak besar bencana alam tersebut.

Dia mengatakan hingga kini Balai Besar TNLL belum mengetahui secara pasti dampak bencana alam beberapa bulan lalu terhadap objek-objek wisata di kawasan konservasi yang menjadi kebanggaan bukan saja masyarakat dan pemerintah di Kabupaten Sigi dan Poso, tetapi Sulawesi Tengah.

Karena itu, melalui kegiatan ini sedikitnya bisa membantu mengiventarisasi potensi objek wisata yang belum tersentuh maupun tingkat kerusakan alam akibat dari bencana alam gempa bumi yang melanda sejumlah wilayah di Sulteng.

Periskila menjelaskan setiap tim terdiri atas tiga orang dengan membawah sejumlah perlengkapan yang dibutuhkan selama kegiatan berlangsung.

Seperti diketahui bahwa kawasan TNLL ditetapkan Unesco sebagai salah satu cagar biosfer di dunia pada 1977.

Taman Nasional itu terletak di dua wilayah administrasi yakni pemerintahan Kabupaten Poso dan sebagian lagi pemerintahan Kabupaten Sigi dengan total luas kawasan sekitar 217.000 hektare.

Di sekitar kawasan konservasi terdapat sebanyak 76 desa sehingga terbilang rawan gangguan, terutama perburuan satwa langka, perambahan dan pencurian kayu/rotan.

Namun selama beberapa tahun terakhir ini, gangguan di dalam kawasan konservasi semakin berkurang, seiring meningkatnya kesadaran masyarakat sekitarnya terhadap kelestarian alam, hutan dan satwa di dalamnya.

 

Pewarta: Anas Masa

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019