Tanjung - "Bersih itu sebagian dari iman," ungkap Tuti.

Ungkapan ini jadi motivasi wanita bernama lengkap Tuti Mardiani mengajak warga Desa Kuranji Kabupaten Tabalong untuk berprilaku bersih dengan tidak membuang sampah sembarangan.

Wanita dua anak ini hanyalah ibu rumah tangga namun eksis mendukung kegiatan lingkungan.

 Salah satunya menjadi pengelola bank sampah bersama para ibu yang punya komitmen sama yakni mewujudkan Desa Kuranji yang bersih.

 Desa yang berada di Kecamatan Tanjung ini merupakan kawasan permukiman padat penduduk sehingga sampah jadi permasalahan serius.

Atas dasar keprihatinan itulah Tuti pun tergerak hatinya untuk mengajak warga desa kelahirannya bisa mengatasi persoalan sampah.

"Prihatin melihat lingkungan desa yang kotor jadi motivasi kelola bank sampah," ungkap wanita kelahiran 15 Mei 1971.

 Komitmen yang kuat dari diri Tuti pun mendapat dukungan warga hingga 2016 Bank Sampah Anggrek terbentuk dan punya bangunan permanen.

Saat ini ada sekitar 30 kepala keluarga yang terlibat pengelolaan bank sampah dengan omset sekitar Rp1 juta per bulan.

Awal membentuk bank sampah Tuti bersama rekan - rekannya belum punya lahan atau bangunan permanen. Lahan kosong di bantaran Sungai sekitar Desa Kuranji dimanfaatkan Tuti dan kader bank sampah lainnya untuk beraktifitas mulai dari memilah sampah hingga penimbangan.

Sampah yang telah dipilah dan ditimbang lalu ditutup terpal seadanya agar tidak kehujanan ungkap Tuti.

Selang beberapa bulan satu kader bank sampah yang juga warga Desa Kuranji bersedia menggunakan tanahnya untuk membangun gudang.

Walau sederhana gudang ukuran 4 x 6 meter ini mampu menampung aneka sampah anorganik yang layak dijual.

Tuti bersyukur keberadaan bank sampah jadi solusi yang efektif dalam rangka mengurangi sampah plastik.

 Bekerjasama dengan pihak pengumpul KBH Permata selaku bank sampah induk Tuti dan kawan - kawan tak kesulitan menjual sampah hasil pemilahan.

Dengan menempati lahan milik satu warga bank sampah Anggrek akhirnya bisa berkembang sebagai wadah menyulap sampah plastik menjadi rupiah.

Alhasil Desa Kuranji kini bisa lebih bersih dari sampah anorganik seperti plastik, kertas dan botol.

 Tuti pun dipercaya menjabat Direktur bank sampah yang dua kali masuk penilaian Adipura.

 Sukses memajukan bank sampah membawa sosok ibu dua anak ini lebih dikenal warga Desa Kuranji hingga dipercaya sebagai Kader Desa Bersih 2017.

Mengkoordinir jadi salah satu tugasnya sebagai ketua kader desa untuk wujudkan desa bersih.

 Dengan dukungan Yayasan Adaro Bangun Negeri berupa pembinaan dan bantuan sarana jadikan lingkungan desa terlibat lebih bersih dan indah.

 Alat timbang yang dimiliki bank sampah Anggrek ungkap Tuti salah satu bantuan peralatan dari Yayasan Adaro Bangun Negeri.

Melihat kesungguhan dan komitmen dari wanita ini dalam mendukung program pemerintah wujudkan kota bersih dan hijau, YABN menetapkannya sebagai kader terbaik bidang lingkungan.

 Predikat kader terbaik tingkat Kabupaten Tabalong ini diraih Tuti tahun lalu. Di tengah rutinitas sebagai ketua kader dan direktur bank sampah Tuti menyempatkan diri berbagi pengalaman dan keterampilannya.

"Saya coba tularkan pengalaman kepada kelompok bank sampah lainnya agar bisa berkembang" ungkap wanita yang gemar prakarya ini.

Selain berbagi pengalaman mengelola bank sampah Tuti juga memberi pelatihan pembuatan tas dari bahan non plastik, kompos hingga daur ulang sebagai bagian komitmennya berpartisipasi di bidang lingkungan.

Pewarta: Herlina Lasmianti

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019