Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Provinsi Kalimantan Selatan, masih kekurangan bidan untuk penanganan ibu melahirkan, yang berdampak tingginya tingkat kematian ibu melahirkan.

"Akibat kekurangan bidan maka tingkat kematian ibu melahirkan pun dinilai masih tinggi, kata Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Hulu Sungai Utara (HSU) Hermani Johan saat rapat kerja kesehatan di Amuntai, ibukota HSU, Kamis.

Jumlah kematian ibu melahirkan bertambah dua orang dibanding tahun lalu, meski untuk kematian bayi sudah bisa dikurangi namun angka kematian ibu dan bayi ini masih yang tertinggi di Kalimantan Selatan.

Kurangnya tenaga bidan ditambah kebiasaan masyarakat yang keliru dalam penanganan ibu hamil menjadi kendala yang dihadapi jajaran kesehatan.

"Kita masih kekurangan sekitar 56 bidan desa, karena 176 bidan yang kita miliki masih belum semuanya bisa melayani 219 desa yang ada," tuturnya.

Karena itu, pihak Dinkes HSU sudah mengajukan usulan penambahan jumlah bidan desa ini ke Kementerian Kesehatan karena dari penanganan kasus kematian ibu dan bayi di Puskesmas Sungai Turak, Kecamatan Amuntai Utara, melalui penambahan enam bidan PTT terbukti mampu menurunkan angka kematian bayi.

Separuhnya dibanding 2011 yakni dari 12 menjadi 6 kematian bayi, sedangkan kematian ibu mencapai nol persen di Puskesmas tersebut.

"Katakanlah penanganan di Puskesmas ini akan menjadi model bagi puskesmas dan desa lainnya untuk menambah tenaga bidan," ujarnya.

Masalah rendahnya serapan dana jaminan persalinan (jampersal) pada 2012 menjadi kajian tersendiri jajaran kesehatan pada raker tersebut, apa karena kurangnya sosialisasi atau faktor lain.

"Kita juga akan melakukan perubahan pada paradigma masyarakat secara bertahap diantaranya yang mulai diterapkan yakni program pendampingan bidan terhadap dukun kampung," ucapnya.

Melalui program pendampingan ini, sambungnya, dukun kampung yang lebih dulu menangani persalinan diminta memberitahu bidan desa untuk dilakukan pendampingan untuk memastikan keselamatan persalinan.

Untuk merubah paradigma masyarakat ini, imbuhnya membutuhkan pendekatan dan waktu yang lama karena sudah menjadi kebiasaan dan tradisi ditengah masyarakat, termasuk kebiasaan perkawinan di usia dini.

Kabupaten HSU, kata Hermani, pernah mengalami angka kematian ibu tertinggi pada 2010 mencapai 177 orang yang kemudian bisa di tekan menjadi 15 orang pada 2011 namun pada 2011 bertambah dua orang menjadi 17 kematian ibu.

"Melalui rapat kerja kesehatan kali ini kita akan melakukan perbaikan program sehingga di tahun berikutnya permasalahan ini bisa kita tangani" tandasnya.7

Pewarta:

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2012