Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan akan mengevaluasi rencana menurunkan hujan buatan di wilayahnya, ujar Sekdaprov setempat HM Arsyadie, di Banjarmasin, Senin.

"Rencana semula hujan buatan dalam pekan ini, tapi dengan adanya guyuran hujan beberapa hari terakhir, maka kita perlu evaluasi rencana hujan buatan tersebut," katanya usai rapat paripurna DPRD Kalsel.

"Kalau hasil evaluasi, memang memerlukan hujan buatan tersebut, maka akan kita lakukan," lanjutnya menjawab wartawan yang tergabung dalam Journalist Parliament Community (JPC) Kalsel.

Sebab, menurut mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kalsel itu, guyuran hujan dalam tiga hari terakhir sejak Sabtu siang (6/10) lalu atau sesudah shalat Istisqa, belum tentu merata.

"Mungkin saja pada beberapa kawasan Pegunungan Meratus yang masih terdapat titik panas (hotspot) tak mendapat guyuran hujan, sehingga masih rentan kebakaran hutan dan lahan, serta menimbulkan kabut asap," ujarnya.

"Bila memang masih memerlukan hujan buatan, saya kira tidak masalah. Karena segala persiapan untuk membuat hujan buatan, sudah rampung," demikian Arsyadie.

Sebelumnya kabut asap yang melanda beberapa wilayah Kalsel semakin parah, sehingga bukan cuma mengganggu kesehatan, tapi juga sempat membuat penerbangan dari dan ke Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin terganggu.

Begitu pula hotspot yang terdapat di Kalsel pada pekan lalu mencapai 801 titik tersebar pada semua kabupaten/kota seprovinsi tersebut.

Namun berdasarkan data Dinas Kehutanan Kalsel atas pantauan satelit NOAA, jumlah hotspot di provinsi yang luas wilayahnya sekitar 37.000 Km2 dan terbagi 13 kabupaten/kota tersebut, belakangan sudah mulai turun.

Seiring dengan guyuran hujan dalam tiga hari terakhir jumlah hotspot di Kalsel turun drastis, yaitu 50 persen lebih atau dari 801 titik tinggal sekitar 200 titik saja lagi. C

Pewarta:

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2012