Wali Kota Banjarmasin H Muhidin mengakui kondisi sungai-sungai di wilayahnya sudah memprihatinkan, namun usaha pembenahan terhalang pemukiman warga.

"Dari pejabat wali Kota dulu hingga wali kota yuag saya peganag sekarang semuanya ingin sekali membenahi sungai, namun kesulitannya adalah banyaknya pemukiman warga di bantaran sungai," ujarnya kepada wartawan, Kamis.

Dia menyebutkan, ribuan kepala keluarga (KK) warga bermukim secara turun temurun di pinggiran sungai, dan tentunya sangat sulit untuk dibebaskan, selain itu memerlukan dana sangat besar kalau membebaskannya, tuturnya.

Dia mengungkapkan, program normalisasi sungai terus diupayakan hingga saat ini yang dikerjakan Dinas Sumberdaya Air dan Drainase Pemkot.

Bahkan APBD menyiapkan anggaran cukup besar untuk program itu mencapai puluhan miliar rupiah, dan itupun pembenahannya dilakukan secara bertahap, ujar Muhidin.

Dia memaparkan, sudah cukup terlihat hasilnya dalam program normalisasi sungai di wilayah kota yang berjuluk "kota seribu sungai" ini.

Dalam pembenahan tersebut antara lain dengan mengerjakan bangunan siring, pengerukan sungai yang dangkal, serta pembersihan sungai dari serangan sampah dan eceng gondok.

Menurutnya, langkan ini terus dilakukan namun yang masih menjadi masalah serius adalah pencemaran air sungai teramat sulit dibebaskan, mengingat masih adanya kebiasaan warga membuang sampah sembarangan ke sungai.

"Saya mengimbau marilah bersama menjaga kelestarian sungai, jangan membuang sampah dan limbah ke sungai lagi," katanya.

Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kota Banjarmasin H Hamdi menyatakan, bahwa saat ini air sungai di Banjarmasin sudah tercemar tinggi, terutama mengandung baktericoli, apalagi di wilayah sungai yang padat penduduknya, karena adanya pencemaran limbah manusia dari Buang Aie Besar (BAB) dan sampah.

Dia meminta masyarakat jangan sampai mengkonsumsi air sungai kalau tidak di masak, sebab sangat berbahaya bagi kesehatan. 

Pewarta:

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2012