Barabai, (Antaranews Kalsel) - Kue atau cemilan rimpi pisang yang dikembangkan oleh pasangan suami isteri Muhammad Hafizi dan Sahnawati di Desa Awang Baru Kecamatan Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan telah dipasarkan sampai ke Timur Tengah di Negeri Madinah.
Pemilik usaha rimpi Sahnawati saat ditemui di rumahnya, Kamis (14/2) menuturkan, kalau usaha rumahan rimpi pisang dengan label Mama Yanti yang mereka produksi itu sudah mulai berkembang dan maju.
"Saat ini sudah dipasarkan tidak hanya di daerah, tetapi sampai ke luar Provinsi Kalsel bahkan ada permintaan dari Negeri Madinah," katanya.
Dia menceritakan, modal awal usahanya hanya sebesar Rp 200 ribu, sekarang omzet penjualannya terus meningkat dan sudah melebihi dari yang diharapkan.
Senada dengan istrinya, Hafizi juga mengungkapkan kalau rimpi pisang olahan mereka awalnya tidak dilirik konsumen.
"Mungkin karena pisang kapas yang menjadi bahan bakunya, namun kemudian setelah membeli dan merasakan sendiri hasil produksinya, mereka akhirnya menjadi langganan," katanya.
Menurutnya, usaha yang dia geluti itu juga turut membantu para tetangga yang kebetulan banyak memiliki tanaman pisang kapas sehingga mereka juga bisa terbantu pendapatan keluarganya.
Saat itu, ketua TP PKK HST Hj Ernawati Chairansyah beserta rombongan turut memberikan perhatian dan berpesan agar produk lokal itu semakin menambah ragam/varian lainnya.
Sehingga pemasaran dengan label Mama Yanti produk Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K) Lestari semakin maju.
"Selain dipasarkan di toko atau kios, promosi online melalui media sosial serta pameran merupakan strategi pemasaran yang berpeluang besar," kata Ernawati.
Istri Plt Bupati itu juga berharap semoga si hitam manis atau rimpi dari Desa Awang Baru itu semakin merambah konsumen yang lebih banyak dan laku di pasaran, karena itu juga merupakan produk lokal yang perlu terus dikembangkan.
"Ke depan kerja sama dengan UKM serta Dinas Perdagangan juga perlu menjadi bagian kegiatan yang berkesinambungan dalam membangun kemitraan," tambahnya.
Baca juga: Dalang Upik pengrajin wayang kulit dari HST yang masih bertahan
Baca juga: Warga HST kedapatan simpan sabu-sabu di kompor dan di atas kelambu
Baca juga: Pemkab HST studi pengembangan budaya dan pariwisata Ke Tomohon
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019