Bogor (Antaranews Kalsel) - Sebuah aplikasi yang menempatkan santri menjadi mentor generasi milenial bernama Integrated Family Mentoring (I-FM) berhasil dirancang mahasiswa IPB, Mar'ie Muhammad.
"Saya berharap aplikasi ini dapat dimanfaatkan sebaik mungkin, terlebih melihat potensi bonus demografi 2030 yang menghasilkan ledakan generasi muda," katanya melalui Humas IPB di Bogor, Jawa Barat, Rabu.
Ia mengatakan bahwa dengan bonus demografi tersebut bisa dilahirkan generasi muda yang beriman, bertakwa dan berintegritas, sehingga mampu menjadi pemimpin yang akan membawa kemajuan negeri pada masa keemasannya pada tahun 2045
Aplikasi I-FM atau Pendampingan Terintegrasi Keluarga Berbasis akun "bot line" yang dirancang Mar'ie Muhammad itu mengantarkannya menyabet juara I lomba Gebyar CSSMoRa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) pada 15 Desember 2018 dengan tema "Tantangan Santri dalam Menghadapi Bonus Demografi di Masa Depan".
Ia menjelaskan bahwa aplikasi I-FM adalah strategi pembinaan karakter yang sistematis, berkelanjutan dan sesuai dengan dunia generasi milenial.
Melalui metode itu, kata dia, santri akan bertindak sebagai mentor, sedangkan sasaran dari I-FM adalah generasi milenial di tingkat SD, SMP, SMA sebagai "mentee" (pihak yang dibimbing).
Cara kerja secara teknis aplikasi I-FM "online", kata dia, yakni di dalam satu kelas siswa dibagi menjadi kelompok kecil sebanyak 5-10 orang.
Kemudian, setiap kelompok kecil dimasukkan ke dalam satu grup "line" yang berisikan akun "bot" I-FM dan mentor.
Tugas akun "bot" I-FM sebagai penyedia konten pendidikan karakter, sementara mentor akan bertindak sebagai penjelas nilai-nilai konten yang diberikan oleh "bot" I-FM.
Rancangan aplikasi itu diharapkan menjadi hal positif di tengah demoralisasi generasi muda akibat dampak negatif media sosial.
"Santri dapat menjadi contoh bagi generasi muda karena memiliki pemahaman agama yang baik," katanya.
Sedangkan pada sisi lain, generasi milenial memiliki tantangan peradaban sendiri, terutama dalam penyampaian dakwah, sehingga dibutuhkan metode-metode dakwah kekinian yang dapat menyentuh generasi milenial, salah satunya adalah melalui media sosial.
Baca juga: Mahasiswa IPB rancang Swarm-Ship jaga laut indonesia
Baca juga: Di IPB, metode "Kikigaki" Jepang dikenalkan pada mahasiswa
"Saya berharap aplikasi ini dapat dimanfaatkan sebaik mungkin, terlebih melihat potensi bonus demografi 2030 yang menghasilkan ledakan generasi muda," katanya melalui Humas IPB di Bogor, Jawa Barat, Rabu.
Ia mengatakan bahwa dengan bonus demografi tersebut bisa dilahirkan generasi muda yang beriman, bertakwa dan berintegritas, sehingga mampu menjadi pemimpin yang akan membawa kemajuan negeri pada masa keemasannya pada tahun 2045
Aplikasi I-FM atau Pendampingan Terintegrasi Keluarga Berbasis akun "bot line" yang dirancang Mar'ie Muhammad itu mengantarkannya menyabet juara I lomba Gebyar CSSMoRa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) pada 15 Desember 2018 dengan tema "Tantangan Santri dalam Menghadapi Bonus Demografi di Masa Depan".
Ia menjelaskan bahwa aplikasi I-FM adalah strategi pembinaan karakter yang sistematis, berkelanjutan dan sesuai dengan dunia generasi milenial.
Melalui metode itu, kata dia, santri akan bertindak sebagai mentor, sedangkan sasaran dari I-FM adalah generasi milenial di tingkat SD, SMP, SMA sebagai "mentee" (pihak yang dibimbing).
Cara kerja secara teknis aplikasi I-FM "online", kata dia, yakni di dalam satu kelas siswa dibagi menjadi kelompok kecil sebanyak 5-10 orang.
Kemudian, setiap kelompok kecil dimasukkan ke dalam satu grup "line" yang berisikan akun "bot" I-FM dan mentor.
Tugas akun "bot" I-FM sebagai penyedia konten pendidikan karakter, sementara mentor akan bertindak sebagai penjelas nilai-nilai konten yang diberikan oleh "bot" I-FM.
Rancangan aplikasi itu diharapkan menjadi hal positif di tengah demoralisasi generasi muda akibat dampak negatif media sosial.
"Santri dapat menjadi contoh bagi generasi muda karena memiliki pemahaman agama yang baik," katanya.
Sedangkan pada sisi lain, generasi milenial memiliki tantangan peradaban sendiri, terutama dalam penyampaian dakwah, sehingga dibutuhkan metode-metode dakwah kekinian yang dapat menyentuh generasi milenial, salah satunya adalah melalui media sosial.
Baca juga: Mahasiswa IPB rancang Swarm-Ship jaga laut indonesia
Baca juga: Di IPB, metode "Kikigaki" Jepang dikenalkan pada mahasiswa
Editor: Budi Santoso
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019