Barabai, (Antaranews Kalsel) - Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) yang rentan terkena musibah banjir sangat memerlukan alat pendeteksi banjir yang saat ini jumlahnya hanya satu buah bantuan dari Pemerintah Pusat.

"Alat pendeteksi banjir itu sejak Tahun 2017 sudah dipasang di sungai di Desa Alat Kecamatan Hantakan," kata Plt Kepala BPBD HST, Ali Fahmi di Barabai, Selasa (12/2).

Menurut Ali, idealnya di sungai-sungai HST itu memiliki Sembilan alat pendeteksi banjir, agar saat curah hujan tinggi bisa langsung terdeteksi potensi banjir.

"Namun syukurnya, saat ini kita masih memiliki sumber daya manusia di BPBD yang bisa memperhitungkan dan membaca potensi banjir agar penanggulangan bisa cepat dilakukan," katanya.

Diterangkannya, BPBD HST kembali telah mengusulkan ke Pusat agar mendapatkan lagi alat pendeteksi banjir tersebut.

"Karena dengan alat itu jika ada potensi banjir, maka alarm akan langsung berbunyi dan terkoneksi ke satelit serta dapat diketahui melalui handpone saya untuk siaga 3, dan juga dapat diketahui oleh Sekda jika sudah masuk siaga 1," katanya.

Ali mengakui, bencana banjir saat ini sudah dapat dicegah karena paradigma masyarakat telah berubah yang mana paradigma lama yaitu tanggap darurat, reaktif, responsif, terpusat dan peranan pemerintah semata.

Sedangkan paradigma baru yaitu masyarakat sudah mengerti pengurangan resiko, proaktif/preventif, tersentralisasi dan melibatkan peran seluruh pemangku kepentingan.

"Ancaman bencana di Kabupaten HST terjadi secara rutin pada dua musim, yaitu musim kemarau dan hujan. Musim hujan yaitu banjir, tanah longsor dan angin puting beliung. Musim kemarau terjadi kebakaran hutan, lahan dan pemukiman," kata Ali.

Daerah rawan bencana diungkapkannya, untuk banjir adalah di Kecamatan Pandawan seperti Desa Jaranih dan Masiraan. Kecamatan Barabai di desa Pajukungan, Kelurahan Barabai Darat, Barabai Timur, Barabai Selatan, Barabai Barat, Barabai Utara dan Bukat.

Kecamatan Haruyan daerah rawan bencana banjir adalah di Desa Pengambau Hilir Dalam dan Desa Lokbuntar.

Sedangkan untuk daerah rawan bencana tanah longsor adalah di Kecamatan Hantakan yaitu Desa Hantakan, Datar Ajab, Hinas Kanan dan Patikalain.

"Untuk daerah rawan bencana angin puting beliung adalah di Kecamatan LAS yaitu Desa Awang Baru, Pantai Hambawang Timur dan di Kecamatan LAU yaitu Desa Sungai Buluh dan Rantau Bujur," kata Ali Fahmi.

Untuk bencana angin puting beliung, pihaknya merasa cukup kesulitan memprediksi bencana itu terjadi. Namun, Ali mengatakan bahwa kawasan yang kerap dilanda bencana angin puting beliung adalah wilayah yang cukup terbuka seperti daerah rawa atau jarang terdapat pepohonan.

Baca juga: Mengenal kopi Tiga Kunci khas Barabai yang telah ada sejak 1985
Baca juga: Chairansyah pasang plat Adipura 2018 di Tugu Simpang 10
Baca juga: RSHD Barabai tingkatkan pelayanan bermutu

Pewarta: M. Taupik Rahman

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019