Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Banjarmasin, Kalimantan Selatan, segera menerapkan sistem on-line atau digitalisasi untuk meningkatkan pelayanan kepelabuhanan di Pelabuhan Tabonio.

Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Banjarmasin, Bambang Gunawan di Banjarmasin Jumat mengatakan, penerapan sistem on-line tersebut, diharapkan bisa mulai dilaksanakan dalam dua minggu ke depan.

Melalui sistem digitalisasi tersebut, maka seluruh kegiatan pelayanan pelayaran di wilayan Tabonio, akan terpantau dengan baik.

Mulai dari kedatangan kapal, sudah langsung terdata di sistem on-line yang telah terkoneksi antara sistem milik Badan Usaha Milik Pelabuhan (BUP) dan sistem milik KSOP.

Selain itu, proses bongkar muat hingga hitungan jumlah muatan, juga akan terawasi dengan lebih baik.

"Setelah nantinya antara KSOP dan pengguna jasa kepalabuhan, sudah sama-sama saling memahami cara penerapan sistem digitalisasi tersebut, maka dua minggu ke depan, sistem tersebut akan kita terapkan ," katanya usai membuka sosialisasi pelaksanaan sistem on-line yang diikuti perwakilan dari 16 perusahaan agen pelayanan di Banjarmasin.

Sistem digitalisasi tersebut, tambah dia, secara bertahap, juga akan diterapkan di seluruh wilayah kerja KSOP.

Selama ini, seluruh proses pelayanan pelayaran termasuk di Tabonio masih dilakukan dengan sistem manual, sehingga pihaknya kesulitan untuk melakukan pengawasan secara maksimal.

Seperti pengawasan, jumlah kapal yang masuk dan keluar tiap harinya, jumlah kapal yang melakukan bongkar muat dan lainnya, yang selama ini belum terawasi dengan maksimal.

"Proses digitalisasi tersebut, juga untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kebocoran di lapangan, baik jumlah kedatangan kapal maupun kapal yang pergi serta lainnya," katanya.
 
 (Antaranews Kalsel / Latif Thohir)


Menurut Bambang, saat ini setiap bulannya, kegiatan bongkar muat kapal di wilayah Taboneo tidak kurang dari 100 kapal yang sebagian besar  berbendera asing.

Di Taboneo terdapat 90 persen kapal asing berbendera Jepang, Korea Selatan, Denmark,cina, Panama, dan Liberia dengan rata-rata bobot mencapai 40 - 80 ribu GT, bahkan ada kapal diatas 80 ribu GT.

Kapal-kapal tersebut, melakukan kegiatan bongkar muat di Taboneo, didukung fasilitas pelabuhan terapung yang lengkap dan aman milik BUP PT Indonesia Multi Purpose Terminal (IMPT).

Kepala Pos Taboneo Riswanto mengatakan, penerapan sistem online tersebut, akan sangat membantu untuk memaksimalkan pengawasan yang dilakukan oleh pihaknya.

Mendukung pengawasan sistem tersebut, pihaknya akan menempatkan satu orang personil yang bertugas 24 jam, yang akan menginap di kantor terapung milik IMPT.

Petugas tersebut, akan melakukan pengecekan langsung dengan dinas dan terkait lainnya, saat kapal datang dan akan berangkat.

Selama ini, tambah dia, yang sering terjadinya, antara laporan dari dinas dan instansi terkait, perihal Laporan Kedatangan dan Keberangkatan Kapal (LK3) sering berbeda.

Hal tersebut, berpotensi terjadinya kebocoran terhadap pendapatan negara. "Melalui sistem digitalisasi ini, maka potensi tersebut bisa diantisipasi," katanya.

Mempersiapkan pelaksanaan program tersebut, KSOP Banjarmasin melaksanakan kegiatan bimbingan teknis kepada seluruh perusahaan yang melakukan kegiatan di pelabuhan taboneo.

Tahap pertama sosialisasi diberikan kepada perusahaan agen kapal dan kemudian dilanjutkan kepada perusahaan pemilik floating Crane dan seterusnya  

Pewarta: Latif Thohir

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019