Banjarmasin, (Antaranews Kalsel)- Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan Regional IX Kalimantan Heriyanto mengatakan, kinerja perbankan se-Kalimantan secara umum tumbuh positif pada tahun 2018.
“Hal ini tercermin meningkatnya aset, dana pihak ketiga dan k atau kredit atau pembiayaan bank umum dan bank umum syariah,”ujar Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional IX Kalimantan Heriyanto, di Banjarmasin, Selasa.
Menurut dia, untuk aset tumbuh sebesar 8,45 persen, dana pihak ketiga tumbuh 11,58 persen dan bank umum syariah tumbuh dengan rasio NPL net sebesar 0,28 persen dan likuiditas terjaga pada kisaran 86,85 persen.
Untuk pertumbuhan kredit atau pembiayaan bank umum dan bank umum syariah secara year on year tertinggi, sebut dia, berada di Provinsi Kalimantan Selatan yakni, 4,37 persen dengan rasio NPL net masih terjaga sebesar 0,25 persen.
Dijelaskannya, Market share perbankan syariah di Kalimantan juga meningkat dari 7,43 persen pada Desember 2017 menjadi 8,76 persen pada Desember 2018.
Sedangkan porsi perbankan syariah Kalimantan Selatan, terang dia, i sebesar 30 persen atau terbesar kedua setelah Provinsi Kalimantan Timur dan Utara.
Selanjutnya, ungkap dia, penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) se-Kalimantan sebesar Rp6,96 triliun atau meningkat 15,1 persen dengan porsi penyaluran tertinggi berada di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp2,28 triliun.
Lebih lanjut dia mengemukakan, proporsi penyaluran kredit UMKM terhadap keseluruhan kredit se-Kalimantan telah memenuhi ketentuan regulator yakni sebesar 31,9 persen atau Rp64,1 triliun.
“Khusus untuk Provinsi Kalimantan Selatan kredit UMKM tersalurkan sebesar 32 persen atau Rp16,58 triliun,”tandasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
“Hal ini tercermin meningkatnya aset, dana pihak ketiga dan k atau kredit atau pembiayaan bank umum dan bank umum syariah,”ujar Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional IX Kalimantan Heriyanto, di Banjarmasin, Selasa.
Menurut dia, untuk aset tumbuh sebesar 8,45 persen, dana pihak ketiga tumbuh 11,58 persen dan bank umum syariah tumbuh dengan rasio NPL net sebesar 0,28 persen dan likuiditas terjaga pada kisaran 86,85 persen.
Untuk pertumbuhan kredit atau pembiayaan bank umum dan bank umum syariah secara year on year tertinggi, sebut dia, berada di Provinsi Kalimantan Selatan yakni, 4,37 persen dengan rasio NPL net masih terjaga sebesar 0,25 persen.
Dijelaskannya, Market share perbankan syariah di Kalimantan juga meningkat dari 7,43 persen pada Desember 2017 menjadi 8,76 persen pada Desember 2018.
Sedangkan porsi perbankan syariah Kalimantan Selatan, terang dia, i sebesar 30 persen atau terbesar kedua setelah Provinsi Kalimantan Timur dan Utara.
Selanjutnya, ungkap dia, penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) se-Kalimantan sebesar Rp6,96 triliun atau meningkat 15,1 persen dengan porsi penyaluran tertinggi berada di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp2,28 triliun.
Lebih lanjut dia mengemukakan, proporsi penyaluran kredit UMKM terhadap keseluruhan kredit se-Kalimantan telah memenuhi ketentuan regulator yakni sebesar 31,9 persen atau Rp64,1 triliun.
“Khusus untuk Provinsi Kalimantan Selatan kredit UMKM tersalurkan sebesar 32 persen atau Rp16,58 triliun,”tandasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019