Amuntai, (Antaranews Kalsel) - Ketua PKK Hulu Sungau Utara Anisah Rasyidah mengkritik menu makanan tambahan yang disajikan pada kegiatan Posyandu yang kurang memperhatikan nilai gizi untuk kebutuhan ibu hamil dan balita.
"Jangan sampai pemberian makanan tambahan di posyandu menunya kue ontok kue khas Kalimantan Selatan yang berbahan tepung dan digoreng, atau lontong karenanya gizinya tidak sesuai dengan ibu hamil dan balita." ujar Anisah di Amuntai Sabtu.
Anisah mengatakan, tingginya kasus kekerdilan (stunting) karena kurang kepedulian keluarga dan masyarakat, untuk memperhatikan kebutuhan gizi ibu hamil dan balita.
Ia berharap para kader di posyandu bisa lebih memperhatikan nilai gizi pada menu makanan tambahan dan mensosialisasikan pentingnya masa kehidupan 1000 hari kepada anggota posyandu.
Dalam upaya menekan kasus stunting ini, lanjut Anisah, tentu tidak hanya menjadi tanggung jawab jajaran kesehatan semata, komitmen semua pihak untuk bersama-sama berpartisipasi menekan permasalahan tersebut.
Anisah menyambut baik pelatihan teknis pengolahan pangan selama 3 hari oleh Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten HSU kepada 20 kader posyandu di showroom Dekranasda HSU Sabtu (26/1).
"Melalui pelatihan pembuatan pangan bergizi ini semoga memberikan ide-ide inovatif kepada kader Posyandu dalam hal pengolahan makanan, khususnya pemberian makanan tambahan yang menarik dan membuat minat bagi balita," katanya.
Pengetahuan ini, pintanya ditularkan pula kepada keluarga dan masyarakat khususnya yang bisa dipraktekan dalam penyajian menu hidangan sehari-hari.
Adapun pelatihan pengolahan makanan memanfaatkan bahan pangan sederhana, yang biasa diperoleh sehari-hari namun dikreasikan tidak seperti biasanya olahan donat labu kuning, soses goreng jagung manis, jagung manis lumer, kue labu kuning kenyal dan lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
"Jangan sampai pemberian makanan tambahan di posyandu menunya kue ontok kue khas Kalimantan Selatan yang berbahan tepung dan digoreng, atau lontong karenanya gizinya tidak sesuai dengan ibu hamil dan balita." ujar Anisah di Amuntai Sabtu.
Anisah mengatakan, tingginya kasus kekerdilan (stunting) karena kurang kepedulian keluarga dan masyarakat, untuk memperhatikan kebutuhan gizi ibu hamil dan balita.
Ia berharap para kader di posyandu bisa lebih memperhatikan nilai gizi pada menu makanan tambahan dan mensosialisasikan pentingnya masa kehidupan 1000 hari kepada anggota posyandu.
Dalam upaya menekan kasus stunting ini, lanjut Anisah, tentu tidak hanya menjadi tanggung jawab jajaran kesehatan semata, komitmen semua pihak untuk bersama-sama berpartisipasi menekan permasalahan tersebut.
Anisah menyambut baik pelatihan teknis pengolahan pangan selama 3 hari oleh Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten HSU kepada 20 kader posyandu di showroom Dekranasda HSU Sabtu (26/1).
"Melalui pelatihan pembuatan pangan bergizi ini semoga memberikan ide-ide inovatif kepada kader Posyandu dalam hal pengolahan makanan, khususnya pemberian makanan tambahan yang menarik dan membuat minat bagi balita," katanya.
Pengetahuan ini, pintanya ditularkan pula kepada keluarga dan masyarakat khususnya yang bisa dipraktekan dalam penyajian menu hidangan sehari-hari.
Adapun pelatihan pengolahan makanan memanfaatkan bahan pangan sederhana, yang biasa diperoleh sehari-hari namun dikreasikan tidak seperti biasanya olahan donat labu kuning, soses goreng jagung manis, jagung manis lumer, kue labu kuning kenyal dan lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019