Banjarbaru (Antaranews Kalsel) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan mengembangkan bambu lokal untuk memenuhi kebutuhan industri ramah lingkungan di daerah sekaligus sebagai realisasi program Revolusi Hijau.

Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor di Banjarbaru Jumat mengatakan, bambu memiliki manfaat besar sebagai pengendali perubahan iklim.

Selain itu, bambu juga baik untuk rehabilitasi lahan tergradasi dan mampu menyerap serta menyimpan karbon.

Bambu juga bernilai ekonomis karena bisa diolah untuk menjadi berbagai produk, sehingga akan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"Berdasarkan hal tersebut, maka pemerintah berupaya untuk mengembangkan tanaman bernilai ekonomis tinggi tersebut," katanya.

Sebagai salah satu komitmen untuk pengembangan bambu dan program revolusi hijau, Gubernur menanam ratusan bambu di Miniatur Hutan Tropis di

kawasan Perkantoran Pemprov Kalsel bersama ratusan ASN lingkungan Pemprov Kalsel.

Menurut Gubernur, berkat program tersebut, dia banyak mendapatkan apresiasi dari pemerintah pusat, dunia internasional, bahkan dari Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara.

"Gerakan Revolusi Hijau telah banyak mendapatkan apresiasi dari seluruh pihak, termasuk dari Kantor Berita Antara," katanya.

Penanaman pohon merupakan salah satu realisasi Gerakan Revolusi Hijau yang dikampanyekan Pemprov Kalsel.

Penanaman diawali pelepasan puluhan ekor burung disaksikan jajaran Dinas Kehutanan Provinsi Kalsel, pejabat dan undangan diantaranya dari Balai di Kementerian Kehutanan termasuk perwakilan dari KBRI Finlandia dan Neste Corporation.

Melaksanakan program Revolusi Hijau, Pemprov Kalsel menjalin kerja sama dalam berbagai bidang dengan pemerintah dan perusahaan dari negara dari Eropa Utara tersebut.

Gubernur mengatakan, melalui gerakan revolusi hijau, pihaknya ingin mengembalikan hutan Kalimantan, khususnya Kalimantan Selatan menjadi surga hutan tropis di dunia.

"Kita ingin, hutan Kalimantan Selatan kondisinya membaik. Kerusakan hutan dapat kita atasi dan lahan-lahan yang kosong kita tanami secara bersama dan bergotong royong," katanya.

Menurut

Gubernur, berkat Gerakan Revolusi Hijau, lahan kritis di daerah Kalimantan Selatan berkurang cukup signifikan, dari 640 ribu hektare, kini tersisa 511 ribu hektar.

Pengurangan lahan kritis tersebut, sekaligus meningkatkan indeks kualitas hidup di Provinsi Kalimantan Selatan dari urutan 26 naik ke urutan 19.

"Gerakan revolusi hijau harus kita lanjutkan, kita bergerak untuk menanam. Jangan sampai hanya karena diperintah," katanya.

Dipilihnya bambu dan meranti untuk ditanam di kawasan tersebut, karena memiliki manfaat besar sebagai pengendali perubahan iklim.

Pewarta: Latif Thohir

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019