Balangan (Antaranews Kalsel) - Sekelompok anak muda yang tergabung dalam organisasi pecinta lingkungan Forum Komunitas Hijau (FKH) Sanggam Balangan tak menolak kehadiran usaha pertambangan di bumi Kabupaten Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan, asal tidak menggangu tatanan kehidupan warga setempat.

"Kita ingin warga setempat senang kehadiran usaha tambang, bukan sebaliknya, makanya organisasi kami meminta kepada manajaman usaha tambang memperhatikan kepentingan masyarakat," kata Ketua FKH Sanggam Balangan Fahnor di Paringin Selatan, Selasa.

Hal itu dikatakan Fahnor seusai melakukan perjalanan ke beberapa kawasan tambang seperti di sekitar Desa Tawahan dan Sekitarnya dimana lokasi tersebut terdapat usaha pertambangan Balangan Coal Mine yang konon anak perusahaan PT Adaro.

Di desa Tawawan anggota FKH menyaksikan sendiri bagaimana jalan masyarakat yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu sekarang dilalui jalan tambang. Hal tersebut tentu sangat menganggu aktivitas keseharian warga yang melelalui jalan tersebut.

Oleh karena itu, FKH ingin perusahaan tambang sesegeranya membuatkan jembatan layang baik untuk angkutan batubara milik perusahaan atau jembatan layang untuk masyarakat, agar tak terjadi jalan yang bersentuhan seperti sekarang karena itu sangat berbahaya.
  
Hal lain, perusahaan harus memperhatikan debu-debu yang bertebakaran kemana-mana bukan saja mengenai tanaman milik warga tetapi juga pemukiman, disamping bunyi bising alat-alat berat dan mobil angkutan yang kalau tidak diantisipasi tentu menggangu kehidupan warga setempat.

Apalagi belakangan FKH memperoleh kabar dari warga ada jalan-jalan warga ke sawah yang terkena limbah usaha tambang hingga becek.

Menyinggung usaha pertambangan, pihak organisasinya memang tak bisa berbuat banyak karena aturan yang membolehkan usaha pertambangan tersebut, hanya saja diingatkan usaha tambang pasti akan memusnahkan banyak plasma nutfah khas setempat yang sangat bernilai di kemudian hari.

Plasma Nutfah yang dikhawatirkan hilang akibat usaha tambang tersebut adalah aneka buah-buahan dan tanaman obat-obatan serta spicies lainnya yang merupakan kekayaan alam yang tak ternilai.

Yang sekarang banyak dikhawatirkan pula limbah tambang akan mencemari lingkungan lalu masuk ke sawah terus ke sungai, dan padahal sungai adalah urat nadi kehidupan ribuan warga setempat.

Pewarta: Hasan Zainuddin

Editor : Gunawan Wibisono


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019