Kotabaru, (ANTARA NewsKalsel) - Tim gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan siaga 1x24 jam yang difokuskan di daerah pesisir "Bumi Saijaan" itu.

"Kesiapsiagaan tim semata-mata untuk mengantisipasi apabila terjadi bencana tsunami yang tidak diduga-duga. Seperti di Selat Sunda, Provinsi Banten," kata Plt Kepala Pelaksana Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotabaru H Rosian Ahmadi Jaya di Kotabaru, Senin.

Dijelaskan, Tim BPBD terdiri dari Badan SAR Nasional, TNI Angkatan Laut, Kepolisian dan yang lainnya kini sudah membangun pos di Pantai Sarang Tiung, Gedambaan, Pulau Laut Utara, dan Siring Laut.

Selain membangun pos dan berjaga-jaga 1x24 jam di posko, anggota tim yang lain juga melakukan patroli di daerah pesisir yang rawan terjadi air laut meluap.

"Terlebih saat ini memasuki musim barat, di mana daerah pesirir di sebalah barat pulau akan mengalami pasang air laut dan gelombang tinggi, sehingga daerah pesisir di sebelah barat itu mendapat perhatian khusus," ujarnya.

Seperti, Pantai Lontar, Pantai Semaras, Pantai Sekerambut, Pantai Marabatuan, Rampa Lama, Rampa Baru, sebagian Sarang Tiung, dan yang lainnya.

Rosian mengakui, di Kotabaru tidak pernah terjadi gelombang tsunami, tetapi pernah beberapa kali terjadi air laut meluap atau rob, seperti yang terjadi di sepanjang pesisir Kecamatan Pulau Laut Tengah.

"Saat itu, masyarakat di pesisir yang terjadi rob sempat mengungsi, ke daerah yang lebih tinggi," paparnya.

Ia mengakui selalu koordinasi, dan mendapat arahan langsung dari Bupati Kotabaru H Sayed Jafar terkait kesiapsiagaan terkait gelombang tsunami.

Sementara itu, berdasarkan datang yang dirilis Badan SAR Nasional (Basarnas), tercatat sebanyak 334 orang meninggal dunia akibat gelombang tsunami yang menerjang perairan Selat Sunda, Provinsi Banten, Sabtu (22/12) malam.

Jumlah korban meninggal dunia sebanyak 334 orang itu merupakan jumlah sementara dan kemungkinan bertambah.

Sebelumnya Basarnas mencatat, sebanyak 252 orang meninggal dunia, 757 luka-luka, dan 30 hilang.

Namun, laporan dari lapangan yang diterima pada pukul 11.00 WIB menunjukkan angka itu bertambah menjadi 334 orang meninggal dunia, 764 luka-luka, dan 61 hilang.

Lokasi korban tsunami yang menerjang perairan Selat Sunda tersebut 17 titik.

Sebanyak 17 titik itu, antara lain Carita, Panimbang, Cigeulis, Sumur, Labuan, Tanjung Lesung, Cibaliung, Cimanggu, Pagelaran, Bojong, Anyer, Pulau Sangiang, Menes, Pulau Hampeleum, Banyuasin, dan OSC Lampung.

Jumlah korban yang meninggal dunia terbesar di Panimbang 74 orang, Carita 70 orang, OSC Lampung 55 orang, Tanjung Lesung 46, Sumur 38, Labuan 12 orang, dan Anyer 12 orang.

Saat ini, Basarnas dan tim koordinasi lainnya masih melakukan evakuasi dan pencarian jenazah korban tsunami di sejumlah titik.

Pewarta: Shohib/I Hanafi

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018