Banjarmasin (Antaranews Kalsel)- Kalangan mahasiswa yang tergabung dalam komunitas peduli air sepakat untuk melakukan penyelamatan sumber-sumber air di wilayah Kalimantan, khususnya wilayah Provinsi Kalimantan Selatan.

Kesepakatan tersebut tersebut terlontar setelah sebanyak 240 mahasiswa yang mengikuti acara pembinaan komunitas mahasiswea peduli sumber daya air untuk mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat (ULM) dan mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta (PTN/PTS) di Banjarmasin, Selasa.

Para mahasiswa berbicara agar pemerintah dan masyarakat menyelamatkan sumber daya air khususnya air tawar berupa sungai dan danau, dengan menjaga kelestarian lingkungan dan mencegah kerusakan alam.

Mengingat telah terjadi kerusakan lahan sekitar 640 ribu hektare yang ada di wilayah Kalimantan Selatan, tentunya akan mempengaruhi terhadap ketersediaan air di wilayah tersebut.

Untuk menjaga kelestarian tersebut pihak mahasiswa sepakat akan melakukan rehabilitasi semampunya dengan menanami kembali semampu pohon pohon penghijauan di kawasan resapan air, Taman Hutan Raya (Tahura ) Sultan Adam yang akan dilakukan penanaman massal, Rabu 28 November 2018.

Nara sumber kegiatan tersebut, Mohammad Ary mengaku prihatin kondisi sungai yang merupakan sumber daya air kondisinya sudah rusak karena terkontaminasi logam, kontaminasi sampah, dan limbah yang telah mempengaruhi kualitas air.

Belum lagi terjadi penyempitan, pendangkalan yang menyebabkan beberapa sungai di wilayah Kalsel, khususnya Banjarmasin menjadi mati.

Oleh karena itu Mohammad Ary yang dikenal sebagai Wakil Ketua Masyarakat Peduli Sungai (Melingai) tersebut mengajak seluruh lapiran berperan aktif memelihara sungai, danau, dan tempat-tempat sumberdaya  air lainnya.

Melingai sendiri tambahnya sudah banyak melakukan kegiatan dalam upaya penyelamatan sumber daya air tersebut, dengan aksi-aksi pembersihan sungai dari limbah, penanaman pohon penghijauan di bantaran sungai, termasuk menggelar lomba pelihara sungai, menyelanggarakan sekolah sungai dan edukasi lingkungan ke sekolah sekolah.

Sedangkan Paman Anum sekalu kordinator Forum Komunitas Hijau (FKH) Banjarmasin mengajak seluruh lapisan masyarakat menyelamatkan sumber daya air dengan melakukan rehabilitasi kawasan resapan air di hulu hulu sungai.

Mengingat tambah Paman Anum,  kandungan bakteri coli di Sungai Banjarmasin sudah jauh di ambang batas, keasaman meningkat tajam, kekeruhan apa lagi, dan sekarang intrusi air laut sudah masuk jauh ke bagian hulu sungai yang menandakan debit air sungai berkurang lantaran resapan air rusak.

Oleh karena itu Paman Anum mengajak mahasiswa dan masyarakat lainnya untuk mendesak pemerintah supaya melakukan penyelamatan hutan kawasan Pegunungan Meratus yang merupakan menara air di wilayah Kalsel. "Kalau perlu Pegunungan Meratus dijadikan taman nasional yang harus terpelihara," tuturnya.

Sebab tambahnya, jika tak ada penyelamatan maka dikhawatirkan nantinya air jadi langka, dan akan mahal melebihi harga bahan bakar minyak, dan bisa jadi nantinya air menjadi bahan rebutan yang bisa menimbulkan konflik sosial.

Pewarta: Hasan Zainuddin

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018