Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Ikan hasil tangkapan nelayan Provinsi Kalimantan Selatan, khususnya tenggiri mulai diekspor ke beberapa negara Asia dan Timur Tengah dengan menggunakan pesawat Garuda Indonesia.

General Manager PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Banjarmasin Henny Nurcahyani dalam jumpa pers di Banjarmasin, Rabu, mengungkapkan bahwa maskapainya selain mengangkut penumpang, juga berperanan sebagai sarana pengangkutan logistik untuk ekspor komoditas hasil laut dan perikanan Kalsel.

"Ekspor perdana komoditas hasil laut nelayan Kalsel ke Singapura melalui penerbangan Garuda Indonesia pada 6 November 2018 berupa ikan segar sebanyak 800 kg, kemudian hari ini untuk ekspor perdana ke Timur Tengah sebanyak 1.200 kg," ujarnya.

Menurut dia, penerbangan ekspor hasil nelayan Kalsel dilakukan melalui Banjarmasin ke Jakarta, dari Jakarta ke negara tujuan, dan akan berlangsung sebanyak tiga kali seminggu.

"Makanya diangkut penerbangan pagi, sebab dari enam penerbangan Garuda Indonesia di Kalsel ini, tiga di antaranya pagi dengan kapasitas bagasi seberat 4-5 ton," katanya.

Henny Nurcahyani menyatakan pihaknya sangat mendukung ekspor komodita apalagi sudah memenuhi ketentuan paket untuk diangkut dalam penerbangan.

"Sebenarnya sejak Garuda Indonesia ada di sini, namun `kan baru sekarang. Ini adalah kemajuan yang kita harap selalu berkelanjutan nantinya," tutur Henny Nurcahyani.

Sementara itu, Kepala Cabang PT Surya Nusaraya Banjarmasin Gusti Faisal mengapresiasi dukungan Garuda Indonesia serta dinas terkait sehingga kegiatan ekspor hasil laut dan perikanan di Kalsel yang pihaknya lakukan dapat terealisasi.

"Memang tidak mudah perizinan melakukan ekspor ini, namun berkat dukungan dari Pemerintah Provinsi Kalsel dan pihak Garuda Indonesia, akhirnya dapat terealisasi dengan baik," ujarnya.

Perusahaannya dalam hal ini, kata Faisal, tidak hanya mengambil keuntungan, melainkan disertai tujuan meningkatkan kesejahteraan para nelayan daerah karena hasil tangkapan mereka dapat diekspor sehingga harganya lebih tinggi.

"Tentunya keuntungan para nelayan daerah kita akan meningkat karena peluang ekspor ini, bahkan targetnya sebanyak 200 ton dalam per tahun,"? ujarnya.

Sementara ini, kata Faisal, hanya mengekspor ikan tenggiri, tetapi jenis-jenis lain ikan laut dan sungai pun akan menjadi komuditas ekspor.

"Kalau biasa `kan hanya ekspor antardaerah saja hasil tangkapan nelayan kita, tapi mulai sekarang sudah ke luar negeri, semoga akan membuat kesejahteraan yang meningkat bagi mereka," katanya.

Terkait ekspor hasil nelayan ke luar negeri ini, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalsel Herawanto menyatakan, kerja sama Garuda Indonesia dan PT Suryagita Nusaraya ini berdampak menggembirakan bagi perekonomian.

Sebagaimana diketahui, kata dia, tren ekonomi nasional per triwulan pada 2018 sedikit menurun. Pada triwulan kedua pertumbuhan berada di 5,27 persen menjadi 5,17 persen pada triwulan ketiga.

"Ini disebabkan karena ada sedikit penurunan pada ekspor. Impor meningkat, tetapi di Kalsel malah sebaliknya," tutur Herawanto.

Pertumbuhan ekonomi Kalsel dinyatakannya tumbuh dari 4,61 persen jadi 5,17 persen. Pertumbuhan ini ditopang oleh ekspor yang tinggi, utamanya batu bara dan sawit.

"Memang ekspor batu bara ini mengungguli sekitar 75 persen, sisanya 11 persen kelapa sawit, selebihnya komoditas lain, termasuk yang baru ini hasil kelautan," ucapnya.

Bagi BI, ekspor komoditas hasil kelautan harus didorong terus agar lebih besar lagi, sebab berdasarkan kajian, kemajuan ekspor pada masa mendatang lebih menjanjikan dari hasil pertanian dan kelautan.
 

Pewarta: Sukarli

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018