Amuntai, (Antaranews Kalsel) -Kabupaten/kota se Kalimantan Selatan sudah berada di era revolusi industri 4.0 sehingga perlu sinergitas data dan teknologi.

Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Statistik Jakarta, Agung Priyo Utomo di Amuntai, Selasa mengatakan, era revolusi Industri ditandai dsngan hadirnya Internet dan berbagai usaha berbasis data dan teknologi.

"Saya liat di Amuntai sudah ada Grabfood dan masyarakatnya sebagian besar telah mengakses internet yang menunjukan masyarakat di Hulu SungaI Utara sudah memasuki era revolusi industri dimana sinergitas data dan teknologi sangat diperlukan," ujar Agung.

Agung mengatakan, Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai rujukan data terpercaya  tentu harus mensinergikan data dan teknologi dalam melayani masyarakat.

Masalahnya, data yang seringkali tersaji ke masyarakat kebanyakan dalam bentuk data statistik sehingga perlu kecermatan dan ketelitian dari masyarakat untuk menyerap data tersebut.

Mengingat, katanya, data yang tersaji melalui Statistik terkadang masih membingungkan bagi masyarakat bahkan bosa menyesatkan apabila masyarakat tidak mampu menggali informasi lebih banyak lagi.

Lambat laun, katanya kebutuhan masyarakat akan data statistik juga meningkat seiring mobilitas tinggi dan kebutuhan akan data yang lengkap dan cepat untuk mengambil keputusan dan kebijakan.

Sehingga menurut Agung Sosialisasi dan Pelatihan dalam menterjemahkan data Statisitik perlu terus dilakukan oleh BPS maupun instansi pemerintah terkait.

Menghadiri seminar nasional tentang sinergitas data dan teknologi di Aula Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (Stiper) Amuntai, Agung mempersilakan masyarakat mengakses data melalui wesite BPS atau datang langsung ke kantor BPS Jalan Saberan Effendi (Jalan Tembus TVRI) Kelurahan Sungai Malang Amuntai.

Kepala BPS Amuntai H Masfian Noor menjelaskan BPS secara berkala memperbaharui data diberbagai sektor pembangunan agar terus bisa memberikan pelayanan data yang terbarukan dan akurat kepada masyasakat.

"Silakan jika masyarakat ingin mencari data ke Kantor BPS, kami siap melayani tanpa dipungut bayaran, kecuali untuk mendapatkan data tertentu," katanya.

Menurut data BPS lima besar sektor penyumbang PDRB Kabupaten HSU pada tahun 2017 adalah sektor pertanian sebesar 17,32%, perdaganga besar dan eceran 14,27%, administrasi pemerintahan 12,40%, industri pengolahan 10,43%, dan konstrujsi 10,40%.

Pada seminar nasional ini, nara sumber darI Stiper Amuntai Ahmad Suhaimi memaparkan tentang potensi lahan rawa, khususnya dibidang peternakan.

Potensi Kerbau Rawa (Swimming Buffalo) menjadi fokus penelitian yang diharapkan bisa mengangkat potensi kerbau rawa kedepannya.

"Kita sangat terbantu data-data yang disajikan BPS dalam penelitian ini," kata Suhami.

Seminar yang dibuka Staf Ahli bidang ekonomi dan keuangan Syahrul Rahmadi ini turut dihadiri pihak Bappelitbangda HSU, Bank Kalsel, BPS Balangan, BPS HSS, BPS HST, Dinas Kominfo, Dukcapil, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas PMD, Mahasiswa Stiper dan STIA Amuntai.

 

Pewarta: Eddy Abdillah

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018