Banjarmasin, (Antara) - Kepala Dinas Perdagangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, Birhasani mengatakan produk hasil hutan antara lain kayu manis kini banyak diburu oleh pengusaha nasional karena kualitasnya yang cukup bagus.

Menurut Birhasani pada pembukaan Kantor Pusat  Pemasaran Hasil Hutan (PPHH) Kalsel, di Banjarmasin Senin, hasil produksi hutan terutama kayu manis, kini menjadi primadona baru perdagangan dari Kalimantan Selatan.

Terbukti, dalam satu bulan transaksi perdagangan untuk kayu manis mencapai miliaran rupiah.

"Alhamdulilah, kini produk hasil hutan Kalsel, mulai banyak diminati pengusaha nasional, terutama kayu manis, kemiri dan lainnya," katanya.

Dalam satu bulan, nilai transaksi perdagangan hasil hutan tersebut, bisa mencapai lebih dari Rp20 miliar.

Seperti transaksi perdagangan selama April 2018, bisa menembus angka Rp26 miliar lebih untuk seluruh transaksi perdagangan hasil hutan.

Bahkan, tambah dia, pada transaksi dagang pelaku usaha Jawa Timur dan pengusaha nasional yang diselenggarakan di Grand City Surabaya 28 April, perdagangan hasil hutan Kalsel sangat mendominasi transaksi tersebut.

Beberapa jenis hasil hutan yang cukup laris di pasaran, selain kayu manis adalah, kemiri kupas, kemiri gelondongan, arang tempurung kelapa dan lainnya.

Selain itu, industri kelauatan berupa rumput laut, juga menjadi sektor yang dilirik oleh pengusaha nasional serta bawang putih.

Pada transaksi tersebut, kayu manis asal Kalsel berhasil dijual hingga Rp8,8 miliar untuk masa satu tahun.

Begitu juga dengan arang dan kemiri gelondongan masing-masing mendapatkan kontrak penjualan hingga Rp2 miliar lebih dalam satu tahun dari satu pengusaha.

"Bayangkan, dalam satu hari kita melakukan pameran dagang, kontrak yang didapat pengusaha sudah mencapai miliaran rupiah," katanya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan Dr Hanif Faisol Nurofiq yakin, hutan bisa menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru bila dikelola secara baik dan benar di daerah.

Menurut Hanif bertekad untuk mengadopsi berbagai program kehutanan di Finlandia, dimana pengelolaan hutan di negara tersebut, melibatkan secara penuh masyarakat yang ada di sekitar kawasan hutan untuk memelihara dan memanfaatkan kawasan hutan secara baik dan benar.

"Jika kita bisa mengaplikasikan pengelolaan kawasan hutan sebagaimana yang dilakukan di Finlandia, tentu kita akan mampu menyelesaikan berbagai masalah kehutanan di Kalsel dan kesejahteraan masyarakat akan tercapai dalam lima tahun ke depan," katanya.

Kalsel, tambah dia memiliki keunggulan yang tidak dipunyai oleh daerah lain di Indonesia, seperti kekerabatan dan kekompakan masyarakat untuk merawat hutan.

Menurut dia pemerintah akan lebih fokus pada penelitian dan pengembangan kehutanan.

Ia mencontohkan soal perencanaan hutan melalui pendekatan integrasi pendekatan hulu/hilir produk hasil hutan untuk meningkatkan nilai tambah dan efisiensi sumber daya.




 

Pewarta: Latif Thohir

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018