Marabahan, (Antaranews Kalsel)-Bupati Barito Kuala, Kalimantan Selatan Hj Noormiliyani AS mengatakan, perilaku masyarakat suka membuka hutan dengan cara membakar sepertinya tidak serta merta ditinggalkan sepenuhnya, sehingga rentan menjadi pemicu terjadinya kebarahan hutan dan lahan .


“Berdasarkan pengalaman beberapa kejadian tahun lalu, kebiasaan masyarakat membuka dan membersihkan lahan masih dengan membakar masih ditemukan,” tutut Bupati Barito Kuala (Batola) Hj Noormiliyani AS,  di sela Apel Tanggap Darurat Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla),  di halaman gudang Sistem Resi Gudang (SRG) Desa Puntik Luar Kecamatan Mandastana, Selasa (9/10).

Bupati mengingatkan, masyarakat untuk meninggalkan sepenuhnya kebiasaan buruk membakar lahan, mengingat hal itu selain menimbulkan kebakaran hutan dan lahan juga berisiko menyebar hingga permukiman penduduk.

“Banyak kerugian dari terjadinya kebakaran. Selain merusak lingkungan dan permukiman juga berdampak munculnya kabut asap yang berbahaya bagi kesehatan,” katanya.

Terkait pelaksanaan Apel Tanggap Darurat Bencana (Apel Kesiapsiagaan), Noormiliyani mengingatkan, seluruh masyarakat untuk bersama-sama meningkatkan kewaspadaan dan kepedulian terhadap masalah kebakaran hutan dan lahan di seluruh wilayah Kabupaten Batola.

Dia berharap,  masalah kebakaran hutan dan lahan ini menjadi perhatian bersama, khususnya seluruh personil peserta apel, untuk senantiasa mengingatkan warga, apabila menemukan adanya indikasi masyarakat akan membakar hutan atau lahan supaya dicegah.

“Sampaikan kepada masyarakat perilaku membakar hutan atau lahan tersebut selain menimbulkan dampak negatif juga terdapat sanksi hukum pidana bagi pelakunya yang ancaman hukumannya hingga 10 tahun penjara dan denda hingga Rp10 miliar lebih,” tegasnya.

Mantan Ketua DPRD Provinsi Kalsel itu minta seluruh masyarakat untuk menjaga berbagai pemicu munculnya titik api, agar terjadinya kebakaran bisa dicegah dan mengantisipasi terulangnya karhutla di seluruh wilayah Batola.

Apel Tanggap Darurat Bencana di SRB Desa Puntik Luar Mandastana  diikuti ratusan peserta dari berbagai komponen masyarakat seperti para sukarelawan, ormas dan kepemudaan, barisan pemadam kebakaran (BPK).

Selain itu, juga diikuti  BPBD Provinsi Kalsel, Kapolres Batola AKBP Mugi Sekar Jaya, Sekdakab Batola yang juga Kepala (exofficio) BPBD Batola , para pimpinan SKPD, dan para camat se-Batola.

Apel kesiapsiagaan bencana tersebut  ditandai simulasi penyemprotan alat pemadam kebakaran oleh Bupati Batola Hj Noormiliyani AS didampingi para pejabat dan undangan.

 

Pewarta: Arianto

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018