Kotabaru,(Antaranews Kalsel) - Pertokoan Blok B dan F serta sejumlah kios di Komplek Pasar Kemakmuran Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, Sabtu hangus dilalap "si jago merah".

Penyebab kebakaran yang terjadi menjelang subuh itu belum diketahui. Sebelum menjadi lautan api, pedagang pasar subuh yang sejak pukul empat pagi mulai menggelar dagangannya, dikejutkan dengan kebakaran kecil di dalam salah satu kios. Api yang membakar karung plastik dan kardus itu berhasil diatasi.

Namun, berselang 20 menit kemudian tiba-tiba kebakaran kembali terjadi di kios lainnya yang berjarak beberapa puluh meter. Di dalamnya banyak terdapat kardus dan jeriken plastik bekas minyak goreng. Dari situlah kebakaran membesar hingga merembet ke pertokoan Blok B dan Blok F.

Yang pertama jam empat pagi, cuma karung plastik sama kotak yang terbakar, bisa diatasi. Yang kedua tidak tahu apa yang terbakar, pokoknya di sebelah sana sudah ada api. Sebabnya tidak tahu apa,? ujar Jalaludin, salah seorang pedagang.

Petugas Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Kotabaru dibantu barisan relawan kebakaran serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah berjibaku melokalisir api. Konstruksi bangunan yang sebagian masih dari kayu, ditambah banyak barang dagangan yang mudah terbakar, menyebabkan kebakaran begitu cepat melebar.

Perlu waktu dua jam lebih hingga api berhasil dipadamkan sepenuhnya. Untuk jumlah toko maupun kios yang terbakar masih dalam pendataan. Namun, dari pantauan terlihat sekitar 90 persen pertokoan Blok B dan Blok F ludes terbakar, kecuali beberapa buah toko di lantai satu. Sedangkan kios-kios di belakang bangunan tersebut rata dengan tanah.

Akibat musibah ini, para pedagang menderita kerugian tak sedikit lantaran banyak barang dagangan mereka yang tak terselamatkan.

Saya datang terlambat, sudah tidak bisa masuk lagi. Ya relatif banyak kerugian saya, berkisar Rp 100 juta,? kata Murjani, pedagang di lantai satu Blok B.

Pedagang pun berharap pemerintah menyediakan tempat berjualan sementara agar mereka bisa kembali berusaha.

Ya secepatnya diperbaiki supaya kami bisa mencari nafkah lagi, itu jangka panjang. Untuk jangka pendek perlu dicarikan solusi supaya kami bisa beraktifitas seperti biasa,? harap Rusdi, pedagang lainnya.

Selain itu, pedagang juga meminta dilakukan pembenahan kawasan pasar, seperti akses jalan jika terjadi emergency dan penertiban kios-kios yang semrawut karena dinilai rentan menyebabkan kebakaran.

Sementara itu, Pemkab Kotabaru akan memanfaatkan lantai dua pertokoan Blok E untuk tempat berjualan sementara para pedagang korban kebakaran.

Areal yang mirip lapangan indoor ini mulanya direncanakan untuk pusat kuliner, namun sejak dibangun tahun 2016 hingga sekarang tak terealisasi, dan hanya pertokoan di lantai satu saja yang berpenghuni. Gedung megah ini sendiri dibangun setelah peristiwa kebakaran 2015 silam dengan didanai pemerintah pusat.

Sementara ini mungkin kita tampung di lantai atas Blok E, kita petak-petakan jadi bisa mencukupi tempatnya,? kata Bupati Kotabaru Sayed Jafar.

Pemerintah juga akan mengupayakan pembangunan kembali secepatnya kawasan yang terbakar dengan beberapa pembenahan ke depannya.

?Kita melihat bangunan yang sekarang tidak sebanding dengan jumlah pedagang, kita lihat apakah dijadikan tiga lantai, jadi yang tidak ada lagi yang mengganggu akses jalan,? Bupati menambahkan.

Beberapa pembenahan di Komplek Pasar Kemakmuran selama ini sudah dilakukan oleh Dinas Perdagangan Dan Pasar Kabupaten Kotabaru. Seperti pertokoan Blok B dan Blok F yang terbakar sebenarnya belum lama direhab, dimana sebagian toko di lantai satu sudah diganti beton. Kemudian instalasi listriknya juga diperbaiki.

Sedangkan areal pasar subuh sebenarnya bukan peruntukannya dan tidak dibangun oleh pemerintah melainkan swadaya pedagang.

Ini bukan bangunan pemerintah, tapi dibangun swadaya oleh pedagang. Dengan adanya kebakaran ini akan kita benahi, nanti kita lihat kalau toh dibangun lagi akan diatur,? ujar Kepala Dinas Perdangan dan Pasar Kabupaten Kotabaru Mahyudiansyah.

Pewarta: Imam Hanafi

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018