Martapura, (Antaranews Kalsel) - Puluhan santri sebuah pondok pesantren di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, diduga terserang penyakit campak dan rubella tetapi kepastian penyakitnya menunggu hasil laboratorium.
     
"Kami masih menunggu hasil uji laboratorium terhadap 53 santri yang diduga terserang campak atau rubella," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar Ikhwansyah di Martapura, Selasa. 
     
Ia mengatakan, pemeriksaan laboratorium sangat diperlukan untuk mengetahui apakah penyakit yang diderita puluhan santri hanya campak biasa atau morbili atau rubella yang sangat mudah menular. 
     
Disebutkan, pihaknya sudah mengambil 17 sampel darah untuk mengetahui jenis virus dan sampel urine guna memastikan tipe virus sehingga penderita bisa ditangani sesuai penyakitnya.
     
"Jika hasil laboratorium sudah ada baru bisa dipastikan penyakit yang diderita puluhan santri itu sehingga bisa diambil langkah yang diperlukan untuk menangani mereka agar bisa sembuh," ungkapnya. 
     
Menurut dia, tindakan yang sudah dilakukan terhadap santri penderita penyakit kulit itu yakni pengobatan dan pemberian vitamin A sehingga bisa meningkatkan daya tahan tubuh menghadapi penyakit tersebut. 
     
Selain itu, dinas kesehatan juga sudah memberikan masker kepada santri yang sakit sehingga mereka tidak menularkan penyakitnya yang sangat mudah menular melalui udara dan butiran air liur. 
     
"Tindakan yang diambil untuk mencegah penularan penyakit dari santri yang diduga terserang kepada santri lain yang belum terkena dan mereka juga sempat dikarantina di poliklinik pondok," ucapnya. 
     
Ditekankan, kasus campak maupun rubella yang diduga sudah menyerang santri membuat dinas kesehatan gencar menyosialisasikan pentingnya imunisasi campak dan rubella agar terhindar penyakit itu. 
     
"Sosialisasi akan gencar kami lakukan apalagi rekomendasi dari pihak berkompeten sudah ada dan imunisasi diperbolehkan sehingga diharapkan seluruh pihak terkait mendukungnya," ujar dia. 
     
Dikatakan, seluruh kelompok usia akan diberikan vaksinasi mulai dari usia 9 bulan sampai 15 tahun yang diberikan baik melalui puskesmas maupun sekolah-sekolah dan pondok pesantren secara bergiliran. 
     
"Saat ini capaian pemberian imunisasi di Kabupaten Banjar masih rendah dibandingkan kabupaten lain di Kalsel yakni 16 persen sehingga harus ditingkatkan lagi melalui upaya sosialisasi," kata dia. 
     
Ditambahkan, pihaknya akan terus memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang imunisasi MR sehingga terhindar dari penyakit berat maupun cacat karena tidak diberikan vaksinasi penyakit itu. ***4***

Pewarta: Yose Rizal

Editor : Gunawan Wibisono


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018