Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kalimantan Selatan (Kalsel) mulai terpengaruh kenaikan harga tepung terigu yang terjadi secara terus menerus sejak empat bulan terakhir.

Fadhlan salah seorang pengusaha mie di Banjarmasin, Kalsel, Rabu mengatakan, dalam empat bulan terakhir, kenaikan tepung terigu bisa mencapai Rp15 ribu per karung.

Menurut dia, kenaikan harga berbagai kebutuhan pokok yang terjadi saat ini, membuat industrinya juga terpengaruh.

"Saat ini bisa bertahan sudah cukup bagus, karena kenaikan tepung luar biasa tinggi akibat kenaikan harga dolar," katanya.

Sedangkan untuk menaikkan harga hasil produksi, sebagai upaya mengimbangi kenaikan bahan baku, juga sulit, karena daya beli masyarakat juga sedang turun.

Hal serupa juga dialami beberapa pengusaha roti dan lainnya, yang mengaku juga kesulitan untuk bisa bertahan, akibat kenaikan harga tepung.

Distributor tepung terbesar di Kalsel Aftahuddin mengatakan, kenaikan harga tepung yang terjadi sejak empat bulan terakhir, sangat berdampak kepada UMKM Kalsel.

"Saat ini, UMKM masih bisa bertahan sudah cukup bagus, karena kenaikan harga tepung yang lumayan tinggi dalam empat bulan terakhir," katanya.

Kenaikan tersebut, tambah dia, selain disebabkan karena harga dolar yang terus naik, juga karena adanya informasi gagal panen beberapa petani gandum di beberapa negara importir.

Aftahuddin berharap, pemerintah segera bisa melakukan langkah-langkah untuk mengatasi persoalan tersebut, sehingga UMKM masih bisa bertahan.

"Minimal pemerintah bisa menjaga agar harga kebutuhan pokok lainnya, seperti gula tidak naik. Kalau semua naik, tepung naik, gula naik, minyak naik, gas naik, tentu akan semakin memberatkan masyarakat dan industri," katanya.

Salah seorang pengusaha Roti Coco di Kandangan Tonochan, mengatakan, pihaknya masih mencoba mempertahankan harga hasil produksi yang ada saat ini.

"Terpaksa kita mengurangi volume produksi untuk menekan biaya, karena untuk menaikkan harga roti sangat berat, karena sangat sensitif," katanya.

Menurut dia, beberapa perusahaan roti, kini juga banyak yang tutup, karena kenaikan harga bahan baku tersebut.

"Saya sangat berharap, pemerintah bisa memperhatikan persoalan ini, setiap mau mengambil keputusan, terutama terkait kenaikan harga, harus dipikirkan kelangsungan hidup UMKM," katanya.

Saat ini, Roti Coco, menggunakan tepung terigu sekitar 50 karung lebih dengan berat 25 kilogram per karung.

Kini usaha yang telah dirintis sejak puluhan tahun tersebut, telah mempekerjakan sekitar 50 orang lebih.
 

Pewarta: Ulul Maskuriah

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018