Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Irjen Pol Drs H Rachmat Mulyana mengakhiri masa kepemimpinannya sebagai Kapolda Kalimantan Selatan pada Jumat, 7 September 2018 digantikan Irjen Pol Yazid Fanani dalam upacara serah terima jabatan di Mabes Polri. Lebih kurang 1 tahun 5 bulan sejak dilantik Jumat, 28 April 2017 silam, Rachmat Mulyana menjadi sosok kebapakan yang mengayomi dan merangkul semua kalangan.

Sosoknya yang tegas dan berkarakter sekaligus humanis dan humoris menjadi sikap yang paling dikenang. Alhasil, Rachmat berhasil memadukan semua pembawaan sikapnya itu dalam memimpin Polda Kalsel.

"Beliau adalah sosok pemimpin yang komitmen dan kebapaan," kata Kapolres Banjarbaru AKBP Kelana Jaya.
Tak hanya di internal jajaran yang merasa kehilangan atas kepindahannya, banyak kalangan di luar juga 
mengingat sosok Rachmat yang begitu bersahabat dan berhasil membuat masyarakat merasa aman dan teranyomi.

"Beliau Kapolda yang dekat dengan masyarakat dan mengayomi. Selama memimpin Polda Kalsel suasana kamtibmas terkendali dan kehidupan masyarakat kondusif," ucap Rektor Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Prof Dr H Sutarto Hadi.

Bahkan Sutarto mengaku tak menyangka jika dirinya terpilih untuk mendapatkan piagam penghargaan oleh sang Kapolda Kalsel kala itu sebagai Warga Kehormatan Polda Kalsel dalam acara Syukuran HUT Bhayangkara ke-71 pada 10 Juli 2017.

"Di era kepemimpinan Pak Rachmat Mulyana juga ULM dipercaya untuk digandeng bekerja sama dengan Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK) PTIK terkait peningkatan kualitas akademik calon mahasiswa. Tentu hal ini wujud perhatian dan kepercayaan beliau terhadap ULM sebagai perguruan tinggi negeri terbesar di Kalsel," tutur Sutarto.
Respek yang sama dilontarkan Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Kalimantan Selatan Zainal Helmie. Menurut dia, sosok Rachmat Mulyana sangat merangkul media sebagai mitra Polri.

Puncaknya, kata Helmie, begitu biasa wartawan senior ini disapa, Polda Kalsel kini telah memiliki gedung media center yang lebih modern dan representatif bernama "Media Center Atmani Wedhana".

"Media Center yang selama ini diidam-idamkan teman-teman untuk wadah wartawan berkumpul telah diwujudkan Pak Rachmat. Jadi salut untuk beliau yang begitu perhatian dan terbuka kepada jurnalis. Apalagi komunikasi juga lancar dan selalu membalas jika wartawan berkirim pesan melalui handphone ataupun bertatap muka langsung diminta wawancara tidak pernah menolak," ungkapnya.

Secara khusus Helmie juga menilai Rachmat Mulyana seorang Kapolda yang humanis dan religius serta inovatif. 

"Sebagai manusia beliau sangat dekat ke bawahan maupun masyarakat. Religius karena dekat dengan ulama, terbukti banyak menggelar kegiatan tablik akbar. Sedangkan inovatif lantaran berhasil meluncurkan Aplikasi Sasirangan yang memudahkan masyarakat mendapat pelayanan Kepolisian secara cepat melalui sistem online," papar Helmie yang menjadi redaktur senior di surat kabar harian lokal dan media online di Banjarmasin.
Senada dikatakan Kepala Biro LKBN Antara Kalimantan Selatan Abdul Hakim Muhiddin yang mengapresiasi Rachmat Mulyana karena komitmennya merangkul media sebagai mitra sekaligus sahabat dalam tugas sehari-hari.

"Pola pendekatan beliau kepada media juga begitu mengalir dan tidak pernah sekali pun mengintervensi dan sebagainya. Kawan-kawan wartawan di lapangan jadi sangat nyaman dalam pembuatan tulisan tentang Polda Kalsel dan jajaran baik itu positif maupun berita sedikit negatif akibat ulah oknum anggota yang tujuannya tentu untuk kritik membangun," jelas Hakim.

Hubungan yang harmonis dengan media memang sangat dijaga Irjen Rachmat Mulyana. Jenderal yang pernah menjabat Kabid Humas Polda Jawa Timur itu sangat berterima kasih atas peran serta media di Kalsel menjaga kondusifitas daerah melalui berita-berita yang positif dan menyejukkan.

Bahkan seluruh rangkaian pesta demokrasi hingga hari pencoblosan Pilkada serentak di empat kabupaten pada 27 Juni 2018 berjalan lancar dan suasana berlangsung kondusif menurut Rachmat tidak terlepas dari media yang ikut menayangkan kabar berita dari sisi optimisme dan kegembiraan rakyat memilih pemimpinnya sesuai hati nurani.
Sosok jenderal polisi bintang dua alumni Akademi Kepolisian angkatan 1988 A itu juga dikenal dekat dengan ulama. Hal ini diakui Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kalsel Drs H Fadly Mansoer.

Menurut Fadly, figur Rachmat Mulyana jadi teladan sebagai pemimpin yang menghormati ulama dan orang yang lebih tua secara umum. 

"Kebiasaan beliau mencium tangan setiap kali bertemu ulama tentu sebagai wujud dari rasa kasih sayang dan penghormatan. Hal ini menunjukkan juga beliau tidak sombong dan jauh dari sifat melihat dirinya hebat," ungkapnya.

Fadly pun melihat Perwira Tinggi kelahiran Bandung 31 Januari 1965 itu sebagai pemimpin yang kooperatif dan selalu mengedepankan kebersamaan, termasuk merangkul para tokoh agama dalam setiap pengambilan kebijakan yang berkaitan dengan Kemaslahatan Umat.

"Setiap momentum baik masalah keagamaan maupun kebangsaan yang dikelola Polda, Majelis Ulama selalu dimintai pendapat. Bahkan MUI selalu diundang dalam acara apapun alias tidak pernah ditinggal seperti pengukuhan Polda menjadi Tipe A," bebernya.
Di sisi lain, Fadly menilai Rachmat Mulyana senang humor. Namun guyonan yang kerap kali dilontarkan bertujuan untuk mencairkan dan menyejukkan suasana.

Satu momen yang paling diingat Fadly ketika Rachmat Mulyana membesuk Ketua MUI Kalsel KH Husin Naparin yang terbaring lemah di rumah sakit. Kedatangan Kapolda kala itupun yang pertama dan mendahului dari beberapa Dewan Pimpinan MUI yang belakangan juga berdatangan membesuk.

"Luar biasa bentuk perhatian beliau kepada Ketua MUI yang lagi sakit waktu itu. Silaturrahmi sejak pertama menjabat memang langsung diutamakan dan Kantor MUI Kalsel menjadi salah satu disambangi di awal kedatangannya," tandasnya, sembari mengapresiasi Rachmat yang banyak menggagas acara keagamaan untuk memohon doa agar daerah selalu aman dan kondusif serta berbagi kepada masyarakat dalam setiap kesempatan.

Terlepas dari segala sikap dan pembawaannya yang terkenang baik menurut berbagai kalangan, Irjen Pol Rachmat Mulyana telah berhasil menorehkan banyak prestasi selama memimpin Polda Kalsel. 
Pemberantasan peredaran tindak pidana narkoba tentu yang paling fenomenal dengan rentetan pengungkapan barang bukti berjumlah fantastis dan menjadi rekor tersendiri di Kalsel. Diantaranya 20 kilogram sabu-sabu pada pertengahan Juli 2018. Sebelumnya juga disita 18 kilogram sabu-sabu ada 20 Mei 2018 dan 11.784 butir ekstasi pada 23 Januari 2018.

Rachmat juga berhasil meyakinkan pimpinan Polri dan pemerintah melalui Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) untuk peningkatan tipologi Polda Kalsel dari Tipe B menjadi Tipe A hingga dilakukan upacara pengukuhan pada 24 Mei 2018 oleh Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Wakapolri) Komjen Pol Drs Syafruddin.

Wakapolri menyebut, kenaikan tipologi merupakan hadiah untuk Provinsi Kalimantan Selatan yang sangat kondusif, berkat kerja keras Kapolda dan jajarannya menjaga situasi kamtibmas serta pelayanan publik yang semakin baik.
Puncaknya, Rachmat Mulyana bersama Wakapolda Kalsel Nasri mendapat kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi yang masing-masing resmi menyandang pangkat Inspektur Jenderal Polisi (Irjen Pol) dan Brigadir Jenderal Polisi (Brigjen Pol) kala keduanya mengikuti upacara kenaikan pangkat yang berlangsung di Ruang VIP Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta pada 13 Juli 2018 yang dipimpin Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian.

Kini Irjen Pol Rachmat Mulyana menjabat Staf Ahli Sosial Ekonomi (Sahlisosek) Kapolri dan diharapkan terus memberikan kinerja terbaiknya dimanapun bertugas dalam pengabdian sebagai insan Bhayangkara sejati.

Pewarta: Firman

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018