Barabai, (Antaranews Kalsel) - Kelompok gamelan Sanggar Ading Bastari Barikin dari Kabupaten Hulu Sungai Tengah mewakili Kesultanan Banjar di ajang Internasional Gamelan Festival (IGF) 2018 yang digelar oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia di Kota Solo Jawa Tengah.

Menurut salah satu anggota kelompok gamelan Ading Bastari, Sunarno, Sabtu di Barabai menyampaikan pihaknya telah mengikuti ajang Internasional tersebut pada pertengahan Agustus yang lalu.

"Ajang festival yang bertemakan homecoming dan pertama kalinya digelar di Indonesia ini diikuti oleh 33 kelompok gamelan dari dalam negeri dan 19 kelompok gamelan yang berasal dari luar negeri," katanya.

Diterangkannya grup Ading bastari Barikin tampil pada konser gamelan situs Istana bersama Enam kelompok gamelan situs-situs istana lainnya yaitu, Keraton Kasunanan (Solo), Pura Mangkunegara (Solo), Puri paku Alam (Yogyakarta), Kasultanan Yogyakarta, Kasultanan Kanuman (Cirebon) dan Puri Pliatan-Teges (Bali).

"Kami menampilkan alunan gamelan khas Kerajaan Banjar yang merupakan tradisi turun temurun Juriat Datu Taruna sejak abad ke 14 Masehi ini," katanya.

Menurutnya penampilan grupnya berhasil memukau dan membuat ratusan pasang mata penonton baik itu yang berasal dari dalam negeri maupun mancanegera, takjub dan terkesima.

"Kami sangat berbangga karena kelompoknya mendapat kepercayaan mewakili kesultanan Banjar dalam ajang festival yang kami nilai sangat luar biasa," katanya.

Diungkapkannya festival itu juga sangat luar biasa karena diikuti kelompok gamelan dari dalam dan luar negeri. Inilah ajang dimana bisa memperkenalkan bahwa selain gamelan jawa yang sudah terkenal di mancanegara, Indonesia juga mempunyai  khazanah budaya lainnya yaitu gamelan Banjar.

"Tentu saja kami sangat berbangga dapat memperkenalkannya," kata Sunar yang merupakan penabuh Babon dikelompoknya ini.

Diakuinya, salah satu penyebab seni tradisional daerah khususnya HST kurang mendapat tempat dan belum sepenuhnya dikenali oleh masyarakat, disebabkan oleh kurangnya informasi.

"Melestarikan seni dan budaya Banjar, bukan hanya tugas pemerintah dan para seniman, tetapi kita semua harus mencari jalan, bagaimana kesenian daerah kita lebih dikenal secara lebih luas oleh seluruh lapisan masyarakat” kata Sunar yang saat ini juga menjabat sebaga kasi pembinaan seni dan budaya Dinas Pendidikan HST.

Pewarta: M. Taupik Rahman

Editor : Gunawan Wibisono


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018