Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Pasukan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI-Malaysia dari prajurit Batalyon Infanteri 621/Manuntung jajaran Korem 101/Antasari berhasil menorehkan banyak prestasi hingga kepulangannya disambut penuh bangga.

"Alhamdulilah kita semua patut bersyukur dan bangga tugas operasi diselesaikan dengan baik dan seluruh prajurit kembali dengan kondisi sehat," terang Komandan Korem 101/Antasari Kolonel Inf Yudianto Putrajaya, Rabu.

Danrem memimpin langsung penyambutan 350 prajurit yang diberangkatkan dari Nunukan, Kalimantan Utara menggunakan KRI Teluk Manado (537) hingga tiba di Dermaga Pelabuhan Trisakti Banjarmasin pada Rabu siang.

Menurut Putra, tugas pengamanan perbatasan negara adalah suatu kehormatan. Apalagi sampai menorehkan prestasi tentu menjadi kebanggaan yang berlipat ganda. 

"Segera lakukan evaluasi dan konsolidasi baik perorangan maupun satuan agar terus menjadi prajurit profesional di bawah wilayah Korem 101/Antasari," kata Putra menekankan.
Sementara Komandan Satuan Penugasan Pengamanan Perbatasan RI-Malaysia di Nunukan, Kalimantan Utara Letkol Inf Rio Neswan mengakui selama 10 bulan bertugas banyak tantangan yang dihadapi pasukannya.

Namun satu hal yang paling membanggakan, kata dia, mereka bisa menembus atau menemukan patok-patok batas negara Indonesia yang sudah 30 tahun tidak pernah dipatroli.

"Medan di sana sangat sulit terjangkau, namun berkat perencanaan internal dan didukung Korem dan Kodam, patok berhasil ditembus. Tercatat ada 4.087 patok yang kami patroli untuk dipastikan kondisinya terjaga," tutur Komandan Batalyon Infanteri 621/Manuntung itu.
Tugas utama yang diemban Satgas pengamanan perbatasan negara dari Yonif 621/Manuntung memang mencegah penyelundupan barang terlarang masuk ke Indonesia dan sebaliknya.

Tercatat sejak bertugas Oktober 2017 hingga Agustus 2018, berbagai barang terlarang berhasil disita dari upaya penyelundupan yang dilakukan oknum warga pelintas batas.

Diantaranya senjata api rakitan jenis penabur 40 pucuk, senjata rakitan tradisional 1 pucuk, 2 pucuk senjata rakitan spirtus, bom babi 9 buah, 79 kubik kayu ilegal dan 3.526 Kg daging ilegal serta 11.779 botol minuman keras. Selain itu, Satgas juga mendeportasi 2.632 orang dan 4 Warga Negara Asing ilegal.

Kemudian kasus yang paling menonjol berhasil diungkap adalah penggagalan penyelundupan narkotika jenis sabu-sabu seberat 1.074,95 gram atau 1 kilogram lebih asal Tawau, Malaysia pada 3 Juni 2018.
Di sisi lain, kedatangan prajurit yang bermarkas di Kota Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah itu langsung disambut gembira anggota keluarga. 

Banyak dari pihak keluarga prajurit yang menunggu di Dermaga Pelabuhan Trisakti Banjarmasin. Ada anak yang menangis haru sembari memeluk sang ayah yang telah lama tak pulang karena tugas.

Dahaga kerinduan dari anggota keluarga pun terobati, meski mereka tak tahu kapan akan berpisah lagi sebagai konsekuensi dari prajurit TNI yang mengabdi untuk bangsa dan negara demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Syukur alhamdulilah bisa ketemu anak istri lagi. Tidak bisa diungkapkan rasa senangnya. Masa Allah saya pulang dengan sehat dan keluarga yang ditinggalkan juga semuanya dalam kondisi baik," ucap Praka Zainal, salah satu prajurit yang langsung mengggendong putri kecilnya yang berusia 2 tahun. 
Adapun sejumlah pejabat yang turut hadir menyambut kedatangan pasukan Satgas Pamtas di Dermaga Trisakti diantaranya Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setdaprov Kalsel Hermansyah Manaf yang mewakili Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor, Ketua Komisi III DPRD Kalsel Supian HK, Danlanal Banjarmasin Kolonel Laut (P) Wijayanto dan Kaden B Pelopor Satuan Brimob Polda Kalsel
AKBP Ahmad Arif Sofyan.

Pewarta: Firman

Editor : Gunawan Wibisono


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018