Banjarmasin (Antaranews Kalsel)- Sebanyak 40 persen kawasan kekumuhan Kota Banjarmasin, ibukota Provinsi Kalimantan Selatan, berada di wilayah
bantaran sungai.

Untuk mengurangi kekumuhan itulah maka di  kawasan tersebut masuk ke dalam program kota tanpa kumuh (kotaku) kata kordinator program kotaku
untuk wilayah banjarmasin. Pendy Hariyadi kepada pers di ruang kayuh baimbai balaikota Banjarmasin, Kamis.

Program kotaku masuk ke wilayah kumuh Banjarmasin itu dengan sasaran mengurangi kekumuhan dengan memperbaiki pasilitas kawasan itu untuk lebih baik.

Hal lain yang ditangani seperti persampahan, limbah, drainase, dan jalan karena di bantaran sungai maka adalah pembangunan titian.
     
Selain itu juga penanganan sanitasi melalui sistem penampungan limbah setiap dua rumah satu tempat limbah yang kemudian di buang.
     
Pada tahun 2018 ini program kotaku memperoleh dana bantuan luar negeri sebesar rp 34,6 miliar di 36 kelurahan kota banjarmasin.
     
Mengenai kekumuhan fisik sendiri seperti perumahan itu akan ditangani masing masing satuan kerja perangkat daerah (skpd) umpamanya dinas yang
menangani perumahan.

Memang ada tujuh indikator yang menyatakan wilayah tersebut dinyatakan kimuh.
     
Dàri tujuh indikator tersebut yang dapat dibantu program kotaku guna mengurangi kekumuhan adalah yang tak dikerjakan 
oleh SKPD, persoalan yang ditangani SKPD antara lain perumahan dan air bersih.

Pewarta: Hasan Zainuddin

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018