Samarinda, (Antara)- Atlet anggar nasional Diah Permatasari mengaku punya misi pribadi dalam partisipasinya mengikuti perhelatan Asian Games 2018 yakni bisa meraih medali. ???



Menurut Diah Permatasari kepada awak media di Samarinda, Senin, tak ada target khusus yang dibebankan oleh PB IKASI kepada timnas Anggar, mengingat kekuatan atlet Indonesia tidak diperhitungkan di kancah tingkat Asia. ??



Namun demikian, Diah mengaku tetap akan berjuang maksimal dan berusaha mewujudkan prestasi terbaik demi bangsa dan negara. ??



" Kalau pelatih harapannya bisa tembus delapan besar, tapi saya sendiri punya harapan harus bisa lebih dari itu minimal bisa masuk babak semi final," kata wanita kelahiran 29 September 1991 di Kota Probolinggo, Jawa Timur tersebut. ??



Diah mengaku bahwa ajang Asian Games 2018 ini bukan untuk yang pertamakali dia jalani, sebelumnya putri dari pasangan Sayedi dan Saha itu sudah pernah bertarung di ajang Asian Games 2010 di China.



" Saat itu saya hanya bisa bertahan hingga babak 16 besar, dan gagal masuk dalam zona medali," papar Diah. ???



Bahkan, Diah juga sempat mencicipi perhelatan Olimpiade 2012 di London, Inggris, meski dia harus pulang di babak awal. ??



Selain atlet dari Singapura dan China, Pegawai BKD SDM Kabupaten Probolinggo itu mengakui kualitas atlet dari Korea Sslatan sebagai rival yang berat dan patut diperhitungkan. ??



" Ada atlet Korea Selatan namanya Kim Juan, dia merupakan juara Olimpiade Rio de Jenairo, Brasil 2016, dia merupakan lawan yang paling berat di Asian Games tahun ini," jelasnya. ??????



Segudang prestasi tingkat nasional dan internasional pernah disandang oleh Diah Permatasari di cabang olahraga anggar, prestasi terbaiknya di ajang SEA Games 2011 yakni dengan satu emas dan satu perak pada nomor sabel putri. ???



Kiprahnya di olahraga anggar, menurut penuturan Diah awalnya bermula dari kejadian yang tidak disengaja. ?



Ia mengaku saat masih duduk di kelas 3 SMP sekitar tahun 2005? mendapat tawaran teman omnya yang sering bermain di rumahnya.



" Teman om saya itu yakni Om Fatolla kebetulan memang pelatih anggar dan menawari saya untuk berlatih anggar," katanya. ???



Berawal dari latihan yang ala kadarnya, akhirnya Diah mengaku senang dan serius menggeluti olahraga anggar. ??



" Tahun 2005 pertama kali saya ikut kejurnas dan langsung juara satu, dan sampai sekarang saya masih memegang gelar juara bertahan nasional untuk nomor sabel," tegas Diah.? (KR-RMT).
 

Pewarta: Arumanto

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018