Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Potensi pasar jamur di Kalimantan Selatan hingga kini masih cukup tinggi karena produksi jamur masih jauh lebih kecil dibanding dengan permintaan pasar.
Salah seorang pembudidaya jamur Yuniar Eliani di Banjarmasin Rabu mengatakan, permintaan terhadap jamur masih sangat tinggi, sehingga berapapun produksi yang dihasilkan oleh petani jamur, pasti akan laku terjual.
Seperti permintaan jamur dari berbagai pelanggan, dalam setiap harinya, Yuniar menerima pesanan dari para pembeli tidak kurang dari 30 kilogram, namun baru bisa terpenuhi tidak lebih dari 15 kilogram.
Sehingga, untuk memenuhi permintaan tersebut, Yuniar banyak dibantu oleh petani-petani pembudidaya jamur lainnya di sekitar daerah tersebut.
"Saya sangat kualahan memenuhi permintaan jamur beberapa rumah makan yang ada di Banjarmasin, karena produksi yang masih terbatas," katanya.
Yuniar yakin, pertanian jamur, merupakan sektor yang masih sangat menjanjikan untuk dikembangkan oleh para petani, selain perawatannya yang tidak terlalu sulit, keuntungan yang dihasilkan juga lumayan besar.
Misalnya saja, tambah dia, untuk menanam tiga ribu baglog, diperlukan modal Rp18 juta karena harga satu baglog Rp6 ribu, ditambah biaya membuat rak dan lainnya, maka modal yang diperlukan sekitar Rp20 juta lebih.
Dari modal tersebut, tambah Yuniar, bisa kembali dalam jangka waktu sekitar tiga bulan panen.
Menurut dia, dalam satu kilogram jamur, harganya Rp27.500. Hasil panen rata-rata untuk tiga ribu baglog sekitar 15 kilogram per hari. Jadi Rp27.500 ribu X 15 ribu maka pendapatannya Rp412.500 per hari.
Sehingga bila ditotal, dalam satu bulan maka petani yang memiliki 3 ribu baglog tidak kurang dari Rp12 juta.
Jamur-jamur tersebut, bisa diolah dengan berbagai macam jenis makanan olahan, baik itu keripik jamur, sate, dioseng-oseng dan berbagai macam olahan lainnya.
"Dulu saya masih sempat membuat berbagai macam makanan olahan jamur, tetapi sekarang tidak sempat lagi, karena keterbatasan produksi jamur," katanya.
Potensi keuntungan jamur yang cukup menjanjikan tersebut, membuat sekitar 140 orang anggota Polisi di Kalsel, yang menjelang pensiun belajar untuk mengembangkan budi daya jamur putih tersebut.
Para anggota polisi tersebut, tampak antusias mengikuti proses budidaya jamur, dari awal hingga proses panen.
"Saya rasa, budidaya jamur ini, menjadi usaha yang sangat tepat bagi orang tua, untuk mengisi masa pensiun, karena saat memetik jamur, kita akan merasa damai melihat kebesaran ciptanaan Allah ini," katanya.
Mengerjakannyapun juga tidak terlalu sulit, saat pagi-lagi bangun pagi, setelah shalat subuh, jamur yang bermekaran tinggal diputik, dan hanya beberapa jam, sudah menjadi uang.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018
Salah seorang pembudidaya jamur Yuniar Eliani di Banjarmasin Rabu mengatakan, permintaan terhadap jamur masih sangat tinggi, sehingga berapapun produksi yang dihasilkan oleh petani jamur, pasti akan laku terjual.
Seperti permintaan jamur dari berbagai pelanggan, dalam setiap harinya, Yuniar menerima pesanan dari para pembeli tidak kurang dari 30 kilogram, namun baru bisa terpenuhi tidak lebih dari 15 kilogram.
Sehingga, untuk memenuhi permintaan tersebut, Yuniar banyak dibantu oleh petani-petani pembudidaya jamur lainnya di sekitar daerah tersebut.
"Saya sangat kualahan memenuhi permintaan jamur beberapa rumah makan yang ada di Banjarmasin, karena produksi yang masih terbatas," katanya.
Yuniar yakin, pertanian jamur, merupakan sektor yang masih sangat menjanjikan untuk dikembangkan oleh para petani, selain perawatannya yang tidak terlalu sulit, keuntungan yang dihasilkan juga lumayan besar.
Misalnya saja, tambah dia, untuk menanam tiga ribu baglog, diperlukan modal Rp18 juta karena harga satu baglog Rp6 ribu, ditambah biaya membuat rak dan lainnya, maka modal yang diperlukan sekitar Rp20 juta lebih.
Dari modal tersebut, tambah Yuniar, bisa kembali dalam jangka waktu sekitar tiga bulan panen.
Menurut dia, dalam satu kilogram jamur, harganya Rp27.500. Hasil panen rata-rata untuk tiga ribu baglog sekitar 15 kilogram per hari. Jadi Rp27.500 ribu X 15 ribu maka pendapatannya Rp412.500 per hari.
Sehingga bila ditotal, dalam satu bulan maka petani yang memiliki 3 ribu baglog tidak kurang dari Rp12 juta.
Jamur-jamur tersebut, bisa diolah dengan berbagai macam jenis makanan olahan, baik itu keripik jamur, sate, dioseng-oseng dan berbagai macam olahan lainnya.
"Dulu saya masih sempat membuat berbagai macam makanan olahan jamur, tetapi sekarang tidak sempat lagi, karena keterbatasan produksi jamur," katanya.
Potensi keuntungan jamur yang cukup menjanjikan tersebut, membuat sekitar 140 orang anggota Polisi di Kalsel, yang menjelang pensiun belajar untuk mengembangkan budi daya jamur putih tersebut.
Para anggota polisi tersebut, tampak antusias mengikuti proses budidaya jamur, dari awal hingga proses panen.
"Saya rasa, budidaya jamur ini, menjadi usaha yang sangat tepat bagi orang tua, untuk mengisi masa pensiun, karena saat memetik jamur, kita akan merasa damai melihat kebesaran ciptanaan Allah ini," katanya.
Mengerjakannyapun juga tidak terlalu sulit, saat pagi-lagi bangun pagi, setelah shalat subuh, jamur yang bermekaran tinggal diputik, dan hanya beberapa jam, sudah menjadi uang.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018