Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Penyiapan posko utama yang dibangun di tengah pembukaan lahan pertanian di Desa Jejangkit, Kabupaten Barito Kuala sudah mencapai 60 persen.

"Posko utama ini sebagai pusat komando untuk koordinasi dan pengumpulan data laporan pekerjaan penyiapan lahan," terang Komandan Korem (Danrem) 101/Antasari Kolonel Inf Yudianto Putrajaya, Minggu.

Selama ini, bangunan kecil di perkampungan warga dijadikan posko sementara untuk penghimpunan data dan rapat koordinasi. Namun lokasinya dirasa kurang strategis karena jauh dari posisi pembukaan lahan yang tengah diharap.

"Kami juga ingin posko utama nanti dilengkapi berbagai sarana pendukung lainnya yang dibutuhkan guna memaksimalkan fungsi kontrol dan pusat komando di lapangan," papar Danrem.
(antarakalsel/foto/firman)
Sedangkan untuk penyiapan venue acara pelaksanaan Hari Pangan Sedunia (HPS), ungkap Putra, hingga saat ini masih dalam proses konsep desain dan penentuan tata letaknya. 

"Untuk oembangunan rehap rumah masyarakat perkembangannya 5 persen dan 40 unit WC juga 5 persen," tambahnya.

Sementara progress penyiapan lahan sendiri hingga kini terus dikerjakan secara simultan oleh 100 personel TNI bersama 100 masyarakat, 40 petugas dinas dan dibantu juga anggota Pramuka 25 orang.
(antarakalsel/foto/firman)
Kasi Teritorial Korem 101/Antasari Letkol Inf Imam Mochtarom mengatakan, pekerjaan konstruksi tanggul area 240 hektar dari target 18,7 kilometer, baru terealisasi 15,9 kilometer. Sedangkan tanggul kecil target 10 Km, baru terealisasi 7,3 Km.

Untuk di lahan 510 hektar, tanggul besar target 42 Km, terealisasi 15 Km serta tanggul kecil target 27 Km, terealisasi 5 Km.

Adapun pengolahan lahan persawahan area 240 hektar sudah tergarap 205 hektar dan sudah tanam 103 hektar. Sementara area 510 hektar sudah tergarap 215 hektar dan tanam 196 hektar.

"Target penanaman bibit unggul 140 hektar, sudah terealisasi tahap semai  dan penanaman. Berikutnya, kita fokus normalisasi saluran air di area 240 hektar dan 510 hektar. Sedangkan di area 3.250 hektar, masih membuat Survei Investigasi dan Desain (SID) atau konsep pra cetak sawah," jelas Imam.

Seperti diketahui, ada dua pekerjaan utama, yakni 240 hektar totalitas penyiapan serta 510 hektar dijadikan pengolahan lahan untuk pilot percontohan model pertanian terpadu. Terakhir, ada 3.250 hektar lahan sesuai perintah Menteri Pertanian (Mentan) RI Andi Amran Sulaiman untuk kegiatan pelaksanaan HPS pada Oktober 2018 mendatang. Sebanyak 40 unit ekskavator pun terus bergerak nonstop 24 jam untuk membuka lahan yang totalnya seluas 4.000 hektar tersebut. 

Pewarta: Firman

Editor : Gunawan Wibisono


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018