Jakarta, (Antaranews Kalsel) - Tim medis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ulin Banjarmasin, Kalimantan Selatan, sukses menciptakan alat bantu pernapasan alternatif untuk mengurangi tingkat kematian bayi akibat kasus gawat napas.

Prof dr Ari Yunanto Spa, inovator penemuan alat tersebut, di Jakarta Rabu, mengatakan terdapat tiga penyebab kematian utama pada bayi, yakni gawat napas, infeksi, berat lahir rendah atau prematur.

Dari tiga persoalan tersebut, tambah dia, gawat napas merupakan kasus dominan penyebab utama kematian bayi.

"Gawat napas merupakan salah satu penyumbang terbesar angka kematian bayi. Sementara alat bantu napas yang dapat memberikan tekanan positif yang terus menerus yaitu "continuous positve airway pressure" (CPAP), jumlahnya sangat terbatas di rumah sakit atau puskesmas kabupaten/kota di Kalsel," katanya.

Berdasarkan hal tersebut, tambah dia, akhirnya ditemukan alat bantu pernapasan alternatif, yang diharpakan akan bisa menekan angka kematian bayi di Kalsel.

Penemuan karya tim medis RSUD Ulin Banjarmasin tersebut, berhasil masuk dalam Daftar Top 99 Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2018.

Inovasi yang dihasilakan tim RSUD Ulin tersebut, layak masuk dalam TOP 99 Inovasi Pelayanan Publik 2018 Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi (Kemenpan BR) RI.

Hal itu, setelah tim dewan juri yang merupakan para pakar ahli dari unsur akademisi, kelompok profesi dan praktisi pers, mendengarkan presentasi dr Ari.
 
. (Antaranews Kalsel/Humpro kalsel)

Menurut Ari, penemuan alat bantu napas alternatif bagi bayi atau dikenal dengan istilah "Babies Respiratory Distrees Recovery Deviece" (BIRD) adalah alat bantu pernafasan bayi yang harganya cukup mahal, yakni Rp91,7 juta lebih.

Mahalnya harga alat CPAP tersebut, lanjut Ari, menjadi salah satu penyebab mengapa rumah sakit kabupaten/kota atau puskesmas kekurangan alat ini.

Sementara ibu hamil yang melahirkan dan harus mendapat pertolongan jumlahnya tidak bisa diprediksi.

"Melalui proses kerja tim yang solid, akhirnya RSUD Ulin berhasil menemukan alat alternatif bantu napas pada bayi ini," katanya.

Teknologi pembuatannya sangat sederhana, yakni dengan cara memodifikasi peralatan yang ada menjadi sebuah alat bantu pernapasan bayi.

Bahkan, kalau diperhitungkan satu alat yang dibuat hanya mengeluarkan biaya yang sangat murah hanya sekitar Rp280 ribu.

Keunggulan lain alat ini cukup mudah dalam pengunaannya. Karena alat ini hasil modifikasi dari alat medis yang sehari hari digunakan dokter atau perawat dalam membantu proses persalinan.

Alat ini sudah digunakan beberapa rumah sakit di Kalsel, antara lain RS Ratu Zalecha Martapura, Tabalong, Amuntai dan Pelaihari.
 
. (Antaranews Kalsel/Humpro kalsel)

Direktur Utama RSUD Ulin Banjarmasin, drg Hj Suciati yang turut mendampingi bersama Asisten I Bidang Pemerintahan Setdaprov Kalsel, H Siswansyah menambahkan penemuan alat bantu pernafasan bayi itu terbukti mampu mengurangi angka kematian bayi.

Berdasarkan data, sejak tahun 2008 alat itu diciptakan, mampu menurunkan angka kematan bayi karena gawat napas dari 15 persen menjadi 9 persen pada tahun 2014.
 

Pewarta: .

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018