Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Wakil Ketua I Sekolah Tinggi Kesehatan (Stikes) Sari Mulia Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Yayu Puji Rahayu mengatakan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) harus mampu menumbuhkan kemandirian dan kepercayaan diri mahasiswa untuk bisa bersaing dalam dunia kerja.

Menurut Yayu di Banjarmasin Jumat, kepercayaan diri dan kemandirian mahasiswa sangat penting untuk terus dipupuk, ditengah persaingan global yang kini terjadi.

Menurut Yayu saat menjadi pembicara pada dialog untuk memperdalam nilai-nilai Pancasila di Aula Kopertis Wilayah XI mengatakan, puncak dari keberhasilan pendidikan bukanlah akademik, tetapi Soft skills, yaitu rasa kepercayaan diri dan kemandirian mahasiswa PTS.

Sedangkan akademik, tambah dia, hanyalah pendukung dari proses pendidikan tersebut.

Soft skill adalah istilah sosiologis yang berkaitan dengan kecerdasan emosional, sifat kepribadian, ketrampilan sosial, komunikasi, berbahasa, kebiasaan pribadi, keramahan, dan optimisme yang mencirikan kemampuan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain.

Nilai-nlai Pancasila, tambah dia, menjadi salah satu pedoman untuk bisa membangun generasi muda yang memiliki soft skill yang handal, yang bisa diterapkan dalam setiap proses belajar mengajar.

"Upaya itu, telah kami terapkan dalam setiap proses belajar mengajar di kampus kami," katanya.

Seperti pada sila pertama Ketuhanan yang Maha Esa, pada sila ini setiap dosen yang ingin mulai mengajar, bisa memulainya dengan berdoa bersama, sebagai simbul bahwa tidak ada kekuatan yang lebih besar dibanding kekuatan yang Maha Kuasa.

Kemudian nilai sila kedua, bisa diterapkan melalui pengajaran etika, yang dicontohkan dan dilaksanakan secara konsisten oleh seluruh civitas akademika maupun menajemen kampus.

"Pada tahapan ini, manajemen dosen dan lainnya, harus mampu menjadi model bagi para mahasiswa, melalui perbuatan, tanpa harus banyak kata," katanya.

Selanjutnya, sila ketiga adalah dengan melaksanakan kegiatan secara terpadu dan bersama-sama antara manajemen, dosen maupun mahasiswa, kemudian keempat, yaitu tetap mempertahankan mata kuliah kepemimpinan, sehingga mahasiswa bisa memahami fungsi pemimpin yang harus mengayomi, mengasah, mengasuh dan mengasihi.

Sedangkan nilai sila kelima yaitu keadilan sosial, bagi seluruh rakyat Indonesia, pihak manajemen mewajibkan mahasiswa, terutama saat praktik di klinik, untuk bisa merangkul dan membantu menyelesaikan setiap persoalan, terutama pasien yang dihadapinya.

"Jadi kami selalu menekankan, agar para mahasiswa tidak hanya sekedar mampu menyelesaikan tugas, tetapi juga cara mendapatkan ilmu saat berproses, dan bisa mengambil hikmah dari yang didapatkan untuk kebaikan sesama," katanya.

Yayu mengungkapkan, sila-sila pancasila tersebut, juga telah dilaksanakan oleh Koptertis XI wilayah Kalimantan, yang selalu menekankan agar seluruh PTS bisa saling berkoordinasi dan bergotong royong, untuk mendapatkan akreditasi lebih baik.

"Terus terang di bawah binaan Koordinator Kopertis Wilayah XI Profesor Idiannor Mahyudin, saat ini PTS di Kalimantan mengalami loncatan perkembangan luar biasa," katanya.

 
. (Antaranews Kalsel/Humas Kopertis)

Bersama prinsip gotong royong, saling membantu, dengan berat sama dipikul, ringan sama dengan dijinjing, kini banyak PTS yang awalnya mendapatkan akreditasi C menjadi B bahkan bisa melompat ke A.

Gotong royong, merupakan amalan dari nilai-nilai pancasila.

Sebelumnya, Kopertis Wilayah XI menggelar "work shop" peringatan Hari Lahir Pancasila dengan tema, "Kita Pancasila, Bersatu, Berbagi dan Berprestasi".

Tema tersebut sesuai dengan semangat untuk mendorong daya saing, sebagaimana yang selalu digelorakan oleh Kopertis Wilayah XI yaitu gerakan gotong royong terintegrasi untuk akreditas (Gentong Terasi)," katanya.

Melalui gerakan tersebut, diharapkan seluruh PTS terus mendorong seluruh civitas akademika masing-masing PTS, untuk saling bahu membahu menggali inovasi dalam setiap bidang ilmu.

"Saatnya, kita semua mereaktualisasi diri, untuk meningkatkan daya saing, sehingga bisa segera merdeka baik secara keilmuan maupun inovasi," katanya.

"Workshop" yang dipandu Sekretaris Pelaksana Kopertis Wilayah XI Kalimantan M Akbar, diikuti sebanyak kurang lebih 74 peserta diantaranya berasal dari beberapa petinggi perguruan swasta di Banjarmasin bahkan di Kalimantan Selatan.

Sedangkan narasumber antara lain menghadirkan Rektor Uniska, Abdul Malik, Perwakilan Direktur Akbid Bunga Kalimantan, Devi Agustin.

Selanjutnya, Direktur Akademi Maritim, Noor Fathulliyansyah dan perwakilan Ketua Stikes Sari mulia Banjarmasin, Yayu Puji Rahayu.
. (Antaranews Kalsel/Humas Kopertis)

Pewarta: Ulul Maskuriah

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018