Paringin, (Antaranews Kalsel) - Umat Budha di Kabupaten Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan, melaksanakan upacara sakral detik-detik perayaan Trisuci Waisak 2562 BE (Buddhist Era), Selasa (29/5) malam, yang jatuh pada bulan Mei 2018, sekaligus bertepatan dengan hari suci umat Muslim, yakni Ramadhan 1439 H/ 2018 Masehi.

Hari raya Waisak dalam kalender buddhist biasanya jatuh pada bulan Mei menurut kalender Masehi. Namun adakalanya, hari Waisak bisa jatuh pada bulan April atau awal bulan Juni.

Dalam kalangan umat Buddha hari raya Waisak sering disebut juga dengan Trisuci Waisak. Karena berkaitan dengan tiga peristiwa dalam perjalanan Sidharta Gautama.

Pertama, kelahiran Pangeran Sidharta. Adalah putra seorang raja yang bernama Raja Sudodhana dan seorang permaisuri yang bernama Ratu Mahamaya. Lahir di Taman Lumbini pada tahun 623 sebelum Masehi.

Kedua, mencapai penerangan sempurna. Pada usia 29 tahun Pangeran Sidharta pergi meninggalkan istana dan anak istrinya menuju hutan mencari kebebasan hingga melihat empat peristiwa, yakni “lahir, tua, sakit, dan mati”. Kemudian pada usia 35 tahun pada saat purnama Sidhi di bulan Waisak petapa Sidharta mencapai penerangan sempurna (Sang Buddha)

Ketiga, Parinibbana. Selama 45 tahun sang Buddha menyebarkan Dhamma dan pada usia 80 tahun wafat atau parinibbana di Kusinara.

Hari raya Trisuci "Waisak kali ini bertema Berucap, Bertindak, Berpikir Benar Memperkokoh Keutuhan Bangsa" sementara itu, upacara keagamaan di pimpin Romo Hensi, bertempat di Vihara Dhamaratana Desa Kapul, Kecamatan Halong.
 
Umat Buddha, sambut perayaan Trisuci Waisak 2562 BE/2018 M di Kabupaten balangan. (Antaranews/Roly Supriadi)


Sebelum pelaksanaan acara puncak Perayaan Waisak kali ini ada beberapa ritual yang dilakukan yaitu Pradaksina Baca Paritta Vesakha Puja Data (Perita Khusus Pada Saat Menjelang Detik Detik Waisak).

Pradaksina Mengelilingi Vihara tujuan adalah sebagai bentuk penghormatan kepada Tiratana (Buddha Dhama dan Sangha).

Memasuki acara puncak yaitu Pembacaan Perita Sekaligus Meditasi Menjelang Detik Detik Waisak yang dihadiri ratusan jemaat.

Romo Hensi mengungkapkan bahwa Pradaksina yang dilakukan dengan tulus dan penuh kesadaran batin secara berulang dalam kurun waktu tertentu banyak membawa manfaat.

"Banyak manfaat yang didapat dari prosesi ini, diantaranya yaitu Akan dihormati oleh para makhluk-makhluk di alam gaib, terhindar dari keadaan yang tidak menguntungkan, Mempunyai batin waskita, penuh kewaspadaan, daya pemahaman yang jelas, cerdas, penuh kekuatan dan keteguhan iman," terangnya.

Sementara itu, pengamanan kegiatan perayaan menyambut Hari Raya Trisuci Waisak 2562 BE/2018 M, dilaksanakan oleh pihak Polres Balangan dan Kodim 1001/Amt-Balangan, hingga pukul 23.00 Wita, demi lancar dan khusuknya kegiatan keagaamaan tersebut.

Pewarta: Roly Supriadi

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018