Martapura(Antaranews Kalsel) - Pemerintah Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, melestarikan budaya masyarakat zaman dulu untuk menyemarakan bulan suci Ramadhan melalui festival beduk yang dijadikan agenda tahunan.
Bupati Banjar Khalilurrahman di Kota Martapura, Rabu mengatakan, festival beduk merupakan budaya masyarakat yang harus dipertahankan dan jangan sampai hilang tergerus zaman.
"Festival beduk ini merupakan upaya pelestarian budaya dan kesenian daerah di tengah kemajuan jaman dan terkesan tidak Islami," ujar bupati usai membuka festival di kantor Disbudpar Banjar.
Menurut dia, selain sebagai upaya pelestarian budaya tradisional daerah, festival juga diharapkan menumbuhkan kesadaran generasi muda terhadap seni dan budaya daerahnya.
Dijelaskan, festival beduk atau yang akrab disebut masyarakat Kabupaten Banjar "Bedauh" (memukul beduk) yakni kesenian yang dilakukan setahun sekali menyemarakan bulan Ramadhan.
"Masyarakat Banjar dahulu selalu menantikan acara `Bedauh` sehingga kita sebagai generasi penerus harus mengetahui dan melestarikan budaya Islami ini," kata bupati.
Ditekankan, festival bernuansa Islam itu juga diharapkan mampu menjadi satu benteng mencegah modernisasi yang jauh dari nilai-nilai Islami dan menjadi budaya yang negatif.
"Kemajuan jaman dan modernisasi yang membawa dampak negatif harus dibentengi dengan nilai-nilai Islami dan salah satu upayanya melalui Festival Beduk ini," ucapnya.
Sekretaris Disbudpar Banjar Aidy Hikmatullah mengatakan, Festival Beduk 2018 merupakan event tahunan yang diselenggarakan untuk menyemarakan bulan Ramadhan hingga jelang Idul Fitri.
"Festival Beduk merupakan budaya masyarakat Banjar dalam menyemarakan bulan Ramadhan sehingga kami terus berupaya melestarikan melalui festival setiap bulan Ramadhan," ujarnya.
Menurut Aidy didampingi Kabid Kebudayaan Yuana Karta Abidin, jumlah peserta yang mengikuti festival sebanyak 30 grup berasal dari berbagai kecamatan dan desa di kabupaten itu.
"Saat ini masih babak penyisihan selama dua hari dan ditetapkan enam grup yang akan tampil dibabak final pada malam Idul Fitri di Alun-Alun Ratu Zalecha Martapura," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018
Bupati Banjar Khalilurrahman di Kota Martapura, Rabu mengatakan, festival beduk merupakan budaya masyarakat yang harus dipertahankan dan jangan sampai hilang tergerus zaman.
"Festival beduk ini merupakan upaya pelestarian budaya dan kesenian daerah di tengah kemajuan jaman dan terkesan tidak Islami," ujar bupati usai membuka festival di kantor Disbudpar Banjar.
Menurut dia, selain sebagai upaya pelestarian budaya tradisional daerah, festival juga diharapkan menumbuhkan kesadaran generasi muda terhadap seni dan budaya daerahnya.
Dijelaskan, festival beduk atau yang akrab disebut masyarakat Kabupaten Banjar "Bedauh" (memukul beduk) yakni kesenian yang dilakukan setahun sekali menyemarakan bulan Ramadhan.
"Masyarakat Banjar dahulu selalu menantikan acara `Bedauh` sehingga kita sebagai generasi penerus harus mengetahui dan melestarikan budaya Islami ini," kata bupati.
Ditekankan, festival bernuansa Islam itu juga diharapkan mampu menjadi satu benteng mencegah modernisasi yang jauh dari nilai-nilai Islami dan menjadi budaya yang negatif.
"Kemajuan jaman dan modernisasi yang membawa dampak negatif harus dibentengi dengan nilai-nilai Islami dan salah satu upayanya melalui Festival Beduk ini," ucapnya.
Sekretaris Disbudpar Banjar Aidy Hikmatullah mengatakan, Festival Beduk 2018 merupakan event tahunan yang diselenggarakan untuk menyemarakan bulan Ramadhan hingga jelang Idul Fitri.
"Festival Beduk merupakan budaya masyarakat Banjar dalam menyemarakan bulan Ramadhan sehingga kami terus berupaya melestarikan melalui festival setiap bulan Ramadhan," ujarnya.
Menurut Aidy didampingi Kabid Kebudayaan Yuana Karta Abidin, jumlah peserta yang mengikuti festival sebanyak 30 grup berasal dari berbagai kecamatan dan desa di kabupaten itu.
"Saat ini masih babak penyisihan selama dua hari dan ditetapkan enam grup yang akan tampil dibabak final pada malam Idul Fitri di Alun-Alun Ratu Zalecha Martapura," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018