Kotabaru,  (Antaranews Kalsel) - Bupati Kotabaru H Sayed Jafar mengimbau pedagang dadakan yang menjajakan makanan pada bulan Ramadhan tidak berjualan di tepi jalan raya.

"Bukan kita tidak bolehkan, tapi menjual makanan itu seyogyanya di tempat yang bersih," kata bupati, Sabtu.

Berjualan di tepi jalan yang ramai dengan lalu lalang kendaraan membuat makanan rentan terpapar debu dan kotoran. Makanan pun jadi tidak higienis dan berpotensi membawa penyakit yang berbahaya bagi kesehatan.

"Kalau di pinggir jalan mobil lewat debunya, bagaimana kesehatan? Tentunya harus kita tata," ia menambahkan.

Keberadaan pedagang yang berjualan di tepi jalan juga rawan mengganggu kelancaran arus lalu lintas. Menyikapi masalah ini pemerintah daerah mencarikan solusi berupa tempat khusus untuk pedagang dadakan itu berjualan.

"Bukan dilarang tapi dicarikan tempat yang baik dan lebih representatif," ujar bupati.

Tempat khusus itu antara lain Pasar Wadai Ramadhan di halaman Pasar Limbur Raya. Sebagian pedagang yang biasanya berjualan di tepi Jalan Singabana telah diarahkan ditarik ke sana.

Kemudian untuk pedagang yang berjualan di tepi Jalan M Alwi hingga Jalan Hasan Basri juga disediakan tempat di Pasar Wadai Ramadan Desa Semayap. Pasar wadai yang dikelola desa itu dibangun di halaman GOR Bamega.

?Untuk pedagang yang berjualan di trotoar biar tidak mengganggu jalan kami sediakan tempatnya,? kata Kepala Desa Semayap Hamiah.

Sesuai instruksi Bupati, desa menyiapkan lokasi khusus agar pedagang tidak lagi berjualan di tepi jalan raya. Semua pedagang pun telah direlokasi ke pasar wadai tersebut.

"Kurang lebih yang disiapkan 26 stand, yang terisi 24 stand, sudah masuk semua. Alhamdulillah mereka mengerti alasan bupati," tutur Hamiah.

Pihaknya pun senang dengan keberadaan pasar wadai ini karena ada pendapatan untuk desa. Setiap pedagang dikenakan Rp10 ribu perhari untuk biaya kebersihan dan sisanya dimasukkan ke kas desa.

Sementara pedagang sendiri sebenarnya lebih senang jika bisa berjualan di luar lokasi pasar wadai seperti tahun-tahun lalu.

"Lebih bagusnya di luar karena lebih ramai, kalau di sini kan orang mau beli harus masuk," ucap Agustina, salah seorang pedagang.

Dirinya berharap pengunjung pasar wadai ini ramai sehingga modal berjualan bisa kembali.

?Kalau sepi ya mau tidak mau kembali ke jalan, daripada modal habis,? tandasnya.

 

Pewarta: I Hanafi

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018