Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan mengembangkan gula semut sebagai varian produk gula aren sebagai alternatif usaha yang menguntungkan secara ekonomi.
Menurut Kepala Disperindakop Balangan Rudiansyah di Paringin, ibu kota Balangan, Sabtu, upaya tersebut perlu dilakukan karena potensi gula aren cukup menjanjikan.
"Balangan memiliki potensi pengembangan gula aren dan aspek pasar yang bagus karena itu perlu dilakukan pengembangan variasi produk agar mampu bersaing dipasaran," ujarnya.
Di Balangan sedikitnya terdapat tiga dari delapan kecamatan yang merupakan sentra pembuatan gula aren yaitu Kecamatan Lampihong, Awayan dan Batu Mandi.
Di Kecamatan Lampihong tercatat 69 orang berprofesi sebagai pembuat gula aren yang tersebar di Desa Matang Hanau, Papuyuan, Lok Hamawang dan Simpang Tiga.
Di Kecamatan Awayan jumlah pembuat gula aren tercatat 40 orang yakni di Desa Pulantan, sedangkan di Kecamatan Batu Mandi ada di Desa Batu Mandi sebanyak 15 orang.
"Kita mencoba mengembangkan pembuatan gula semut yang dikemas dengan aluminium sehingga tampilannya menjadi cantik dan menarik," katanya.
Disperindakop Balangan tengah melakukan pemetaan potensi gula aren dan verifikasi para pembuat agar diketahui jumlah pasti tentang pelaku usaha tersebut sehingga ke depan dapat dibentuk koperasi khusus pembuat gula aren.
Seiring dengan itu dilakukan berbagai pelatihan dan sosialisasi agar dapat mengubah pola pikir yang sebelumnya menganggap pembuatan gula aren hanya sebatas usaha sampingan.
"Pelatihan dan sosialisasi disertai dengan visualisasi yang menggambarkan keberhasilan pembuat dari daerah lain sehingga dapat mudah diterima dan dipahami," tambahnya.
Upaya lain yang dilakukan adalah mencari pola kemitraan dari pihak ketiga agar didapat peluang-peluang pengembangan usaha lain.
Melalui upaya-upaya tersebut akan memudahkan dalam pengenalan dan pelatihan tentang variasi produk baru seperti pembuatan gula semut.
Diharapkan pengembangan variasi produk gura aren selain berimbas pada peningkatan ekonomi juga mampu menggugah pembuat menekuni secara profesional.*4*
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2010
Menurut Kepala Disperindakop Balangan Rudiansyah di Paringin, ibu kota Balangan, Sabtu, upaya tersebut perlu dilakukan karena potensi gula aren cukup menjanjikan.
"Balangan memiliki potensi pengembangan gula aren dan aspek pasar yang bagus karena itu perlu dilakukan pengembangan variasi produk agar mampu bersaing dipasaran," ujarnya.
Di Balangan sedikitnya terdapat tiga dari delapan kecamatan yang merupakan sentra pembuatan gula aren yaitu Kecamatan Lampihong, Awayan dan Batu Mandi.
Di Kecamatan Lampihong tercatat 69 orang berprofesi sebagai pembuat gula aren yang tersebar di Desa Matang Hanau, Papuyuan, Lok Hamawang dan Simpang Tiga.
Di Kecamatan Awayan jumlah pembuat gula aren tercatat 40 orang yakni di Desa Pulantan, sedangkan di Kecamatan Batu Mandi ada di Desa Batu Mandi sebanyak 15 orang.
"Kita mencoba mengembangkan pembuatan gula semut yang dikemas dengan aluminium sehingga tampilannya menjadi cantik dan menarik," katanya.
Disperindakop Balangan tengah melakukan pemetaan potensi gula aren dan verifikasi para pembuat agar diketahui jumlah pasti tentang pelaku usaha tersebut sehingga ke depan dapat dibentuk koperasi khusus pembuat gula aren.
Seiring dengan itu dilakukan berbagai pelatihan dan sosialisasi agar dapat mengubah pola pikir yang sebelumnya menganggap pembuatan gula aren hanya sebatas usaha sampingan.
"Pelatihan dan sosialisasi disertai dengan visualisasi yang menggambarkan keberhasilan pembuat dari daerah lain sehingga dapat mudah diterima dan dipahami," tambahnya.
Upaya lain yang dilakukan adalah mencari pola kemitraan dari pihak ketiga agar didapat peluang-peluang pengembangan usaha lain.
Melalui upaya-upaya tersebut akan memudahkan dalam pengenalan dan pelatihan tentang variasi produk baru seperti pembuatan gula semut.
Diharapkan pengembangan variasi produk gura aren selain berimbas pada peningkatan ekonomi juga mampu menggugah pembuat menekuni secara profesional.*4*
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2010