Banjarmasin (Antaranews Kalsel) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Selatan kini berusaha keras memastikan keberadaan satwa unik dan langka kijang emas yang onon berada di wilayah kerjanya.

Kasie Konservasi Wilayah II Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalsel, Ridwan saat berbincang dengan ANTARA di Banjarmasin, Rabu mengakui pihaknya merasa penasaran dengan keberadaan binatang tersebut.
"Kita memastikan keberadaannya, karena berdasarkan  cerita yang berkembang di masyarakat, kijang emas itu memang ada di wilayah ini," katanya.
Untuk memastikan keberadaan tersebut, pihak BKSDA Kalsel telah memasang sebanyak enam buah kamera pengintai binatang di beberapa lokasi dimana perkiraan satwa itu berada.
Alat kamera tersebut memang dinilai kurang mencukupi untuk mengintai satwa itu, karena idealnya minimal 30 kamera, tetapi karena harganya mahal maka hanya bisa dipasang enam buah.
"Tahu ga harga kamera itu sangat mahal sekitar rp30 juta per unit, bayangkan kalau harus menyediakan 30 unit maka dana yang harus dikeluarkan minimal rp1 miliar," tambahnya.
Kendati mahal, pihak BKSDA akan menambah kamera tersebut sebanyak 10 unit lagi untuk mengetahui keberadaan kijang emas serta satwa-satwa yang ada di wilayah ini.
Namun pemasangan sudah berlangsung dua bulan belakangan ini belum terekam adanya gambar di kamera yang memastikan keberadannya.
Tetapi biasanya pemasangan akan menelan waktu enam bulan untuk bisa mengetahui ada tidaknya satwa yang menjadi perbincangan tersebut, tuturnya.
Berdasarkan catatan, gonjang ganjing adanya kehidupan kijang emas atau juga disebut kijang kuning (Muntiacus atherodes) di kawasan Pegunungan Meratus wilayah Kalimantan Selatan sering terdengar, tetapi agak sulit membuktikan keberadaan satwa tersebut.
 Walau dari cerita dari mulut ke mulut konon berasal dari tetua warga setempat membenarkan adanya satwa khas tersebut, namun pihak instansi yang berwenang di provinsi ini tak ada satu yang mengulas tentang kijang tersebut.
Bahkan sebuah tulisan yang dilansir oleh media Dinas Kehutanan Tabalong Kalimantan Selatan, yang mengutip keterangan Menteri Kehutanan menyebutkan bukan tidak ada tetapi tak terbukti ada binatang yang banyak membuat orang penasaran ingin melihatnya itu.
Pernyataan tersebut segera ditindaklanjuti oleh Sub Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalsel yang menugaskan tim kecil untuk mencari keberadaan kijang kuning di bagian selatan Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Adam dan tidak ditemukan jejak ataupun wujudnya.
Meskipun demikian, upaya yang telah dilakukan tentunya mendapat perhatian bagi sekelompok kecil masyarakat yang berusaha untuk menemukan jejak atau wujudnya.

 

Pewarta: Hasan Zainuddin

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018