Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Barongsai sebuah seni budaya tradisonal Tionghoa turun temurun merupakan tontonan gratis bagi masyarakat Banjar Kalimantan Selatan (Kalsel).

Warga masyarakat Banjarmasin, Minggu menyaksikan pertunjukan barongsai gratis yang mendatangi rumah-rumah keturunan Tionghoa yang tinggal di ibukota Kalsel tersebut.

Di "kota seribu sungai" Banjarmasin ada beberapa group barongsai yang para awak pemainnya bukan keturunan dari negeri "tirai bambu" Cina, melainkan pula non Tionghoa.

Sedangkan jenis atraksi cukup beragam seperti meleok-leokan (melekuk-lekukan) badan, melompat tinggi bagaikan dalam ceritera silat Tiongkok, yaitu ilmu meringankan tubuh atau gingkan-luekang.

Begitu pula ragam barongsai cukup variasi, antara lain ada menyerupai naga dan singa, serta lainnya yang bersumber dari ceritera kono Tionghoa.

Namun tontonan gratis barongsai itu hanya sekali dalam setahun, yaitu saat menjelang/suasana perayaan Imlek yang merupakan kalender atau penanggalan Tionghoa.

Pertunjukan barongsai garis tersebut mulai awal tahun baru Imlek hingga Cap Go Meh atau sekitar 15 (setengah bulan) sesudah memasuki penanggalan/kalender Kong Hu Cu itu.

Beberapa warga kota seribu sungai Banjarmasin menyarankan, pertunjukan barogsai secara berkala dan rutin, mungkin bisa satu atau dua bulan sekali di halaman klenting/tempat persembahyangan.

Pertunjukan secara rutin berkala itu selain untuk hiburan gratis bagi masyarakat, juga buat melestarikan seni budaya Tiongkok yang sudah tergolong mempunyai beradaban tinggi sebelum tahun Masihi, ujar Abdussamad warga Kabupaten Barito Kuala (Batola), Kalsel.

Pewarta: Sukarli

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018