. (rri.co.id)

Banjarbaru, (Antaranews Kalsel) - General Manager PT Angkasa Pura I Bandar Udara Syamsudin Noor Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Wahyudi mengatakan kemajuan fisik pembangunan bandara terlambat lima persen dari target yang direncanakan.

"Kemajuan fisik proyek diperhitungkan terlambat lima persen dari seharusnya bisa tercapai 22 persen tetapi hanya terealisasi 17 persen hingga pertengahan Januari 2018," ujarnya di Banjarbaru, Kamis.

Ia mengatakan, keterlambatan kemajuan fisik itu diharapkan tidak menghambat penyelesaian pembangunan dalam rangka pengembangan bandara yang terletak di Kota Banjarbaru itu.

Dia mengatakan salah satu penyebab keterlambatan pengerjaan adalah adanya penguasaan fisik lahan yang dilakukan satu warga atas nama Muhammad dengan mendirikan tenda di area pembangunan.

"Keberadan tenda yang didirikan dan ditinggali sejumlah orang itu menghambat pembangunan tetapi sejak Kamis (25/1) tendanya sudah ditertibkan dan penghuni mau diminta keluar," ungkapnya.

Menurut dia, pembangunan fisik yang dilaksanakan sejak pertengahan 2017 merupakan proyek paket 2 yang meliputi infrastruktur, bangunan penunjang dan perluasan apron (tempat parkir pesawat).

"Harapan kami, pembangunan proyek paket 2 sebesar Rp683,2 miliar itu tidak menghambat pekerjaan keseluruhan sehingga pembangunan selesai akhir 2018," ucapnya.

Pimpinan Proyek Pengembangan Bandara Taochid P Hadi mengatakan, keterlambatan pengerjaan fisik sebesar lima persen karena lahan yang diduduki orang dan faktor cuaca.

"Keterlambatan akibat kondisi lahan yang diduduki orang mencapai 4 persen karena pekerjaan tidak bisa dilakukan di area sekitarnya, sedangkan faktor cuaca berpengaruh 1 persen," ujarnya.

Dikatakan, terbebasnya lahan termasuk areal lapangan tembak yang sebelumnya masih bermasalah diharapkan tidak sampai mengganggu pengerjaan fisik yang ditarget mencapai 24 persen hingga akhir Januari.

"Kami berupaya mengejar keterlambatan pengerjaan itu, meski pun diperkirakan tidak bisa mencapai 24 persen, paling tidak kemajuannya mencapai 20 persen hingga akhir Januari," katanya.

Ditambahkan, pihaknya cukup optimistis pembangunan proyek paket 2 selesai akhir 2018 sehingga fasilitas bandara itu bisa dioperasikan awal 2019 disusul paket 1 yang siap dikerjakan.

"Proyek paket 2 ditarget selesai akhir 2018 sehingga bisa dioperasikan awal 2019 dan paket 1 selesai akhir 2019 sehingga awal 2020 seluruh fasilitas bandara bisa difungsikan," katanya.

Pewarta: Yose Rizal

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018