Amuntai, (Antaranews.Kalsel) - Kasus Stunting atau masalah kurang gizi di Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan menempati urutan tertinggi di Kalimantan Selatan.

Pelaksana tugas Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) Anisah Rasyidah di Amuntai  Kamis, mengatakan temuan fakta ini berdasarkan hasil survei salah satu lembaga pemerintah.

"Ada sepuluh desa di 6 kecamatan di Kabupaten HSU yang memiliki Kasus stunting tertinggi yang akan menjadi fokus pemerintah daerah untuk ditangani," kata Anisah.

Anisah mengatakan survei tentang stunting ini dilakukan lembaga pemerintah pusat di Kalsel sejak 2013 hingga kini kasusnya sudah turun sekitar 5 persen namun masih tetap tertinggi se Kalsel.

Anisah menjelaskan, stunting merupakan kondisi kurang gizi yang bisa terlihat dari pertumbuhan fisik anak yang tidak sesuai dengan usianya.

Kondisi stunting ini, kata Anisah bisa berpengaruh pada tingkat kecerdasan anak, bisa menjadikan anak kurang cerdas namun tidak menutup kemungkinan anak dengan kondisi stunting memiliki kecerdasan tinggi.

Dalam pengertiannya, stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama, akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan baru nampak saat anak berusia dua tahun.

Anisah mengatakan, Pemprov Kalsel khususnya BKKBN bersama instansi terkait, seperti dinas kesehatan dan ketahanan pangan, kemungkinan akan merumuskan kebijakan untuk menurunkan kasus stunting ini, dan menjadwalkan pencanangan gerakan pemberantasannya.

Pewarta: Eddy Abdillah

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018